BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Praktek
Pemesinan
Praktek
pemesinan adalah pengoperasian sebuah mesin perkakas terutama mesin bubut untuk
menyelesaikan benda kerja yang telah di tentukan oleh instruktur atau dosen
pengampu dengan mengikuti prosedur dan langkah-langkah dari instruktur atau
dosen pengampu sesuai job yang ditunjukkan dalam gambar.Dalam hal ini praktek pemesinan
dapat dilakukan di bengkel-bengkel atau di sekolah-sekolah. Praktek pemesinan
dilaksanakan dalam rangka untuk mensinkronkan antara teori pemesinan yang sudah
didapat dengan aplikasi dari teori tersebut agar mahasiswa mendapatkan
pengetahuan dan ketrampilan serta menjadi bekal nantinya apabila mahasiswa
tersebut sudah mengaplikasikannya dalam dunia kerja, baik sebagai guru praktek
maupun operator mesin bubut. Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari
logam, gunanya untuk membentuk benda kerja dengan cara menyayat, gerakan
utamanya adalah berputar.
Di
bidang industri, keadaan mesin bubut sangat berperan. Terutama di dalam
industri permesinan. Misalnya dalam industri otomotif, mesin bubut berperan
dalam pembuatan komponen-komponen kendaraan, seperti mur, baut, roda gigi,
poros, tromol dan lain sebagainya.
B. Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar
1.
Standar Kompetensi :
Mahasiswa mengetahui dan mampu
mengoperasikan mesin perkakas terutama mesin bubut secara baik dan benar.
2.
Kompetensi dasar :
a.
Bagian Mesin Bubut
Setelah
mahasiswa mempelajari, mempraktekkan dan mengamati bagian-bagian mesin bubut maka
mahasiswa harus ;
Ø Mengetahui :
·
Nama bagian utama mesin bubut beserta
fungsinya.
·
Susunan roda gigi pada kepala
tetap pada kotak roda gigi.
·
Susunan kepala lepas, eretan
dan kelengkapannya.
·
Susunan roda gigi tukar atau
pengganti.
Ø Trampil :
·
Menggunakan mesin bubut dengan baik
dan benar.
·
Menyebut bagian utama mesin
bubut beserta fungsinya.
·
Dapat menyusun roda gigi dan
kelengkapannya.
Ø Bersikap :
·
Menyadari bahwa mesin bubut
terdiri atas gabungan bagian-bagian yang bekerja sama, maka sebelum
menggunakannya perlu pengontrolan bagian mesin bubut agar tidak terjadi
kerusakan pada bagian mesin bubut.
·
Yakin akan kemampuan sendiri
untuk mengoperasikan mesin bubut secara baik dan benar.
·
Hati-hati menggunakan setiap
bagian mesin bubut agar tidak mengalami kerusakan.
b.
Pisau Bubut
Setelah
mahasiswa mempelajari dan mengamati bentuk dan macam – macam pisau bubut maka
mahasiswa harus :
Ø Mengetahui :
·
Macam-macam pembubutan.
·
Bentuk-bentuk pahat bubut.
·
Sudut-sudut penting pada pahat.
·
Bentuk-bentuk pemegang pahat.
·
Cara mengasah pahat bubut
dengan benar.
·
Kegunaan pahat bubut dengan
benar sesuai kegunaan pahat bubut.
Ø Trampil :
·
Membedakan macam-macam
pembubutan.
·
Memilih sudut pahat yang sesuai
dengan keperluan.
·
Mengasah pahat menggunakan
tangan.
·
Menggunakan pahat bubut sesuai
kegunaannya.
Ø Sikap :
·
Menyadari bahwa pemilihan,
pengasahan dan penjepitan pahat bubut harus mengikuti cara-cara yang telah
ditentukan.
·
Yakin akan kemampuan sendiri dalam
memilih, mengasah dan menjepit pahat bubut dengan cara yang tepat.
·
Hati-hati dan cermat dalam
memilih , mengasah dan menjepit pahat bubut.
·
Merawat pahat bubut dan berhati
– hati dalam menggunakannya agar tidak mudah rusak.
c.
Penjepit dan penyetelan
Setelah
mahasiswa mempelajari dan mengamati penjepitan benda kerja dan langkah
penyetelan dalam mesin bubut maka mahasiswa harus :
Ø Mengetahui :
·
Prosedur pemasangan dan
penjepitan benda kerja pada kepala tetap.
·
Prosedur pemasangan dan
penyetelan : pahat, kepala lepas, spindle
bor, pahat pada tool pos.
Ø Trampil :
·
Memasang dan menjepit benda
kerja pada kepala tetap.
·
Memasang dan menyetel : pahat,
kepala lepas, spindle bor, pahat pada
tool pos.
Ø Bersikap :
·
Menyadari bahwa pemasangan dan
penyetelan benda kerja pada mesin bubut, perlu mengikuti cara-cara yang telah
ditentukan agar tidak terjadi kerusakan pada mesin bubut dan benda kerja yang
akan dibuat.
·
Yakin akan kemampuan sendiri
untuk memasang dan menyetel benda kerja atau penjepit pada mesin bubut.
·
Hati-hati dan cermat memasang
benda kerja pada mesin bubut.
·
Merawat bagian-bagian mesin
bubut dan kelengkapannya (jangan sampai merusakkannya).
d.
Alat Ukur
Setelah mahasiswa
mempelajari dan mengamati alat ukur yang digunakan pada mesin bubut maka
mahasiswa harus :
Ø Mengetahui :
·
jenis alat ukur yang digunakan
pada proses pembubutan.
·
Cara menggunakan alat ukur
dengan baik dan benar.
·
Cara mengukur benda kerja yang
akan dikerjakan misalnya pengukuran ulir luar dan bentuk-bentuk pengukuran ulir
supaya hasil benda kerja sesuai yang diinginkan.
Ø Trampil :
·
Menggunakan alat-alat ukur luar
atau dalam : mistar, jangka sorong dan lain-lain.
·
Mengukur ulir dan bentuk-bentuk
pengukur ulir.
·
Mengukur benda kerja sesuai
dengan job yang telah diberikan.
Ø Bersikap :
·
Menyadari bahwa alat-alat ukur
untuk pekerjaan membubut harus digunakan sesuai dengan kegunaannya.
·
Yakin akan kemampuan sendiri
menggunakan alat pada mesin bubut dengan tepat.
·
Menjaga dan merawat alat-alat
ukur dengan baik ( menghargai alat ukur).
e.
Pengoperasian Mesin Bubut
Kesatuan
ini merupakan bagian yang terpenting dari semua isi makalah.Karena Semua
pembahasan ditujukan untuk menghasilkan kemampuan melakukan operasi ini. Oleh
sebab itu setelah selesai mempelajari dan mempraktekkan setiap langkah dalam pengoperasian
mesin bubut mahasiswa harus ;
Ø Mengetahui :
·
Prosedur persiapan dan
pelaksanaan : membubut rata, menyenter bor, mengebor, mengkartel, mengalur,
membubut tirus, membubut ulir.
·
Proses pengoperasian mesin
bubut dengan baik dan benar sesuai petunjuk yang di berikan.
·
Cara penggunaan perlengkapan
mesin bubut dengan baik dan benar.
Ø Trampil :
·
Dalam menyusun urutan
pembubutan dari penyetelan pahat, benda kerja, membubut rata, menyenter bor,
mengebor, mengkartel, mengalur, membubut tirus, membubut ulir.
·
Dalam mengoperasikan mesin bubut.
·
Dalam menggunakan perlengkapan
mesin bubut.
Ø Bersikap :
·
Menyadari bahwa sebelum
melakukan pembubutan perlu disusun urutan pelaksanaan pembubutan.
·
Yakin akan kemampuan sendiri
untuk melakukan pembubutan dengan tepat dan aman.
·
Hati-hati dan cermat dalam melaksanakan
setiap operasi benda kerja agar tidak terjadi kerusakan pada benda kerja dan
mesin bubut yang di gunakan.
C. Tujuan Praktek Pemesinan
Dalam praktek pemesinan kali ini
bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan pembubutan secara benar (dari
penyetelan pahat, benda kerja, membubut rata, menyenter bor, mengebor,
mengkartel, mengalur, membubut tirus, membubut ulir ) dan mengikuti langkah-langkah
instruktur dengan prinsip kehati-hatian dalam menjaga alat maupun mesin bubut
dari kerusakan akibat kecerobohan.
Mahasiswa juga diharapkan supaya menetahui tentang nama bagian-bagian
utama mesin bubut, susunan roda gigi pada kepala tetap dan pada kotak roda
gigi, susunan kepala lepas, eretan dan kelengkapannya, susunan roda gigi tukar
atau pengganti. Tetapi yang lebih utama mahasiswa mampu mengoperasikan mesin
bubut terutama untuk melakukakn pembubutan rata, muka, mengkartel, serta
membuat ulir sesuai langkah kerja yang telah diberikan oleh instruktur atau
dosen pengampu.
Tujuan praktek pemesinan adalah
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mahasiswa khususnya dibidang pemesinan
serta agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses produksi berlangsung
sebagai bekal untuk masa depan.
BAB II
PEMBUATAN BENDA KERJA
A. Mesin dan Alat yang Digunakan
1.
Mesin yang digunakan
Mesin
yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja adalah mesin bubut.
Gambar 1. Mesin bubut
Keterangan
1. handle untuk
membalikkan arah perputaran paksi utama
2. tuas untuk menggerakkan paksi
utama
3. poros potong bubut atau sekrup
hantar
4. chuck
cakar tiga
5. handle untuk
kunci mur
6. pemegang pahat
7. eretan atas
8. senter dalam kepala lepas
9. eretan melintang
10. alas mesin (landas eretan)
|
11. kepala lepas
12. roda tangan untuk memindahkan
kepala lepas
13. tuas untuk mengatur jumlah
perputaran poros utama
14. tuas untuk poros utama
15. roda tangan untuk memindahkan support
16. lemari kunci
17. tuas untuk menjalankan catu
awal lewat poros utama
18. poros utama
|
Mesin bubut merupakan
salah satu metal cutting machine dengan gerak utama berputar, tempat benda
kerja di cekam dan berputar pada sumbunya, sedangkan alat potong ( cutting tool
) bergerak memotong sepanjang benda kerja, sehingga akan terbentuk geram. Mesin
bubut merupakan mesin perkakas serba guna.
2.
Alat yang digunakan
a.
Center
Center digunakan untuk mendukung
benda kerja dilubang centernya pada saat pembubutan. Ada dua jenis center yaitu
center putar dan center tetap.
Gambar 2a Center putar Gambar 2b Center
tetap
b.
bor
Bor
digunakan untuk mengebor ( membuat lubang baru ) berbentuk silinder, juga untuk
memperbesar / memperdalam lubang atau memperhalus lubang silinder yang telah
ada pada benda kerja.
Gambar 3.pemegang bor
Pemegang bor merupakan alat bantu
untuk mencekam mata bor. Pada saat memegang bor dengan pemegang bor, bor harus
berputar dengan benar, karena bor yang berputar dengan salah akan mudah patah.
Untuk mata bor yang mempunyai kepala bulat lurus digunakan pemegang bor
otomatis ( universal ), bila kunci diputar, maka mulutnya akan membuka atau
menjepit dengan sendirinya.
c. Pahat
Pahat digunakan untuk menggikis dan menghaluskan
benda kerja.
Macam macam pahat :
Ø pahat bubut luar
Pahat ini digunakan untuk menggikis,
menghaluskan, dan pekerjaan bidang rata.
Ø pahat bubut dalam
Pahat ini digunakan untuk
mengikis dan menghaluskan lubang bor.
gambar4. macam-macam pahat
d.
Chuck cakar tiga ( three jaw
chuck )
dapat memusat sendiri (universal)
Chuck
digunakan untuk mencekam ( mengikatkan ) benda kerja pada mesin bubut.
Gambar 5.chuck
e.
Kartel
Kartel
digunakan untuk membuatalur-alur kecil pada benda kerja supaya tidak licin
apabila di pegang dengan tangan
Gambar 6. Kartel
f.
Jangka Sorong
Jangka
sorong digunakan Untuk mengukur benda kerja agar sesuai dengan job yang di
berikan oleh instruktur atau dosen pengampu
Gambar 7. Jangka sorong
g.
Sikat Kawat
Sikat
kawat digunakan untuk membersihkan beram-beram pada benda kerja
Gambar8.Sikat Kawat
h.
Kunci
Kunci
merupakan perlengkapan mesin bor yang berfungsi untuk memasang dan melepas baut
yang digunakan untuk mengunci pahat.
Gambar 9.Kunci
B. Gambar dan
dimensi benda
a.
Bahan dasar
Bahan dasar dari
besi yang berbentuk silinder
Gambar 10.benda kerja silinder
b.
Benda Jadi
1
2 3 4 5 6 7 8
Gambar 11.dimensi benda kerja nyata
Keterangan :
1. Tirus sebesar 8,5 0
2. Alur diantara kartel dan bubut rata.
3. Kartel.
4. Alur diantara ulir dengan kartel.
5. Ulir kanan.
6. Alur diantara ulir dengan ulir.
7. Ulir kiri.
8. champer 45˚.
C. Langkah pengerjaan
1.
Pembubutan muka atau sisi
Pada
pembubutan muka ini di kekendaki benda kerja di bubut muka kanan kiri
sampai ke ukuran160 dengan pengerjaan
atau penjelasan sebagai berikut:
a.
Penyetelan
Ø Menjepit benda kerja sedekat mungkin pada cakar chuck untuk mencegah
getaran benda kerja dan oleng pada benda kerja.
Ø Menjepit pahat sedekat mngkin pada tool pos untuk mencegah lenturan
pahat.
Ø Miringkan pahat kira-kira 60atau sesuai keperluan.
Ø Mengunci eretan ke meja.
b.
Pembubutan muka atau sisi
Setelah dilakukan
penyetelan seperti di atas, maka selanjutnya adalah:
Ø Memundurkan geseran lintang sampai pahat bebas dari benda kerja.
Ø Menggerakkan eretan atas 0,127 mm (0,005”) ke kiri atau kearah benda
kerja. Jalankan pendingin. Hidupkan mesin dan lakukan pemakanan ke depan sampai
ke senter benda kerja. Setelah sampai ke senter benda kerja mundurkan Geseran
lintang sampai pahat bebas dari benda kerja, kemudian berikan pengisian eretan
atas lagi sebesar 0,127 mm (0,005”) dan ulangi proses tersebut berulang – ulang
sampai mendapat ukuran yang diinginkan.
Gambar 1 2. Hasil
pembubutan muka
2.
Mengebor senter
Pada
pengerjaan pengeboran ini pada ujung senter kepala lepas diganti dengan bor,
untuk ke dalamannya disesuaikan saja yaitu sampai masuk bornya atau
kedalamannya kira – kira sampai masuk kepala center pada lubang tersebut. Di
peroleh penjelasan sebagai berikut:
a.
Persiapan
Ø Ratakan ujung batang benda kerja yang akan dibor.
Ø Pasang cak bor pada sarung kepala lepas.
b.
Memasang bor center pada chuck
Ø Memilih ukuran bor senter yang cocok .
Ø Pasang bor senter pada cak kepala lepas demngan penonjolan
seperlunya.
Ø Kencangkan cak hati-hati dengan kunci yang betul.
c.
Mengebor center benda kerja
Ø Mengeser kepala lepas ke kedudukan bor senter rapat ke benda kerja.
Ø Menjepit kepala lepas pada kedudukan tersebut.
Ø Menyetel putaran dan hidupkan
spindel mesin.
Ø Memajukan sorong kepala lepas sampai menyentuh titik bor senter
benda kerja.
Ø Memberi pendinginpada pahat dan benda kerja.
Ø Memajukan hati-hati bor senter ke permukaan benda kerja .
Ø Mundurkan bor senter dan kepala lepas bila kedalaman telah dicapai.
Gambar 13.Hasil mengebor center benda kerja.
3.
Membubut rata
Pada
pembubutan ini semua bagian dari benda kerja yang akan dibubut di ratakan
sampai uk uran diameter23 hal ini dapat di jelaskan sebagi berikut:
a.
Membubut bidang pertama
Ø Memeriksa panjang benda kerja catat tebal atau diameter bahan yang harus
ditatal.
Ø Menyetel benda kerja dengan peralaan jepit yang sesuai.
Ø Mengadakan penatalan kasar sampai mendekati ukuran yang sebenarnya
atau ukuran akhirkemudian lanjutkan dengan penatalan halus sampai selesai.
Ø Memberi pendingin pada pahat dan benda kerja.
Ø Melepaskan benda kerja dari mesin.
b.
Membubut bidang kedua
Ø Memeriksa panjang benda kerja catat tebal atau diameter bahan yang
harus ditatal.
Ø Menyetel kembali benda kerja ke mesin pada sisi yang lain.
Ø Menyentuhkan pahat ke bidang kerja.
Ø Menyetel kedalaman potong pada indeks eretan lintang.
Ø Mengadakan penatalan kasar sampai mendekati ukuran yang sebenarnya
atau ukuran akhirkemudian lanjutkan dengan penatalan halus sampai selesai
jangan lupa memberi pendingin pada pahat dan benda kerja.
Ø lepaskan benda ker ja dari mesin , periksa panjang benda kerja
Ø Usahakan mengukur diameter benda kerja tanpa melepasnya.
4.
Membubut Alur
Pada
pembubuan alur ini harus melalui pembubutan rata terlebih dahulu, dan setelah
pembubutan rata selesai kemudian di bubut alur sampai ukuran dimeter 21 dan
dapat di jelaskan sebagai berikut :
a.
Menyetel pahat
Ø Memilih pahat kuku
Ø Menyetel pahat setinggi senter dan siku ke diameter benda kerja
b.
Menyetel kedudukan pahat
Ø Gerakkan eretan lintang untuk menepatkan pahat mendekati kira-kira 1/32” dari diameter benda
kerja
Ø Tekan mistar ke sisi pahat sejajar dengan benda kerja
Ø menggerakkan eretan alas sepanjang tanda yang telah diberikan
pengukuran mistar ke ujung benda kerja
c.
Menyetel kedalaman penatalan
Ø Menyetel putaran dan hidupkan spindle
Ø Mengggerakkan eretan melintang sampai menyentuh diameter
Ø Memberi pendingin dan gerakan eretan melintang dengan kecepatan
pengisian tetap kedalaman yang di butuhkan pada indeks
Ø memeriksa diameter alur dengan jangka sorong.
d.
Memeriksa kedudukan alur
Ø Memegang mistar memanjang benda kerja
Ø Menempatkan ujung mistar ke tepi alur
Ø Memeriksa skala mistar yang tepat pada ke dua ujung benda kerja
Ø Menggerakkkan eretan alas untuk menyetel panjang jika di perlukan
e.
Menatal Alur
Ø Mengadakan penatalan kearah memanjang
Ø memegang ujung mistar ringan ke tepi potongan pada puncak benda
kerja
Ø Melepaskan pengisian bila panjang yang di butuhkan pada mistar sudah
cocok pada ujung alur
Ø Menggerakkan pahat menjauhi ujung benda kerja
Ø Menghentikan spindle dan memeriksa alur
Ø Lakukan langkah tersebut berulang – ulang sampai mendapatkan
diameter yang diinginkan
Gambar
14.alur diantara kartel dan ulir
5.
Membuat tirus
Pada bagian ini eretan paling atas di miringkan
dulu sampai ukuran 8,50.maka supaya paham pelajari dulu pendahuluan
sebelum masuk ke langkah pengerjaan
Di bawah eretan atas terdapat skala busur.
Apabila tanda garis 0 berhimpitan dengan 0 0 ,berarti poros eretan
atas sejajar dengan meja mesin.Untuk membubut tirus pendek, luar atau dalam
maka eretan atas dapat disetel sebesar derajad yang diinginkan terlebih dahulu
melonggarkan sekrup pengunci pada alas.
Setelah Eretan atas digeser ke sudut yang
diinginkan maka sekrup harus di kunci kembali pada kedudukannya.Pahat harus
distel dengan sisi potongnya tepat setinggi senter.Eretan harus di kunci kemeja
dan pahat harus bergerak menyilang benda kerja dengan menggunakan pengisian
tangan pada roda eretan atas.
Sudut ke tirusan
Tangen α
=D-d
2L
Keterangan :
α
: sudut ketirusan
D : diameter tirus terbesar
d
: diameter tirus terkecil
L
: panjang tirus
dalam perhitungannya
tan =23 -
20
2.10
= 8,50
Jadi ketirusannya 8,50
a.
Langkah – langkah penggunaan
pahat dalam pembubutan tirus
i.
Persiapan benda kerja
Ø Menjepit benda kerja pada mesin, bagian yang di tirus harus sedekat
mungkin ke chack
Ø Membubut selesai sampai panjang dan diameter tercapai
ii.
Memilih bentuk pahat
Ø untuk sudut-sudut standart 30 o , 45 o dan 60 obisaya
sudah ada pahat tersedia. Untuk sudut sembarang , pahat harus di bentuk lebih
dahulu.
Ø Periksa bidang pahat apakah cukup panjang untuk membuat tirus sampai
selesai
iii.
Menyetel pahat
Ø Menyetel eretan atas siku.
Ø Menyetel pahat setinggi senter dan tonjolan pahat sesuai yang diinginkan.
Ø Mengendorkan toolpos. Menyetel tepi penatalan ke sudut yang
dibutuhkan, mengunakan pengukur sudut atau protector, di ukurkan dari cak
permukan lain yag sesuai.
Ø Kunci tool pos dan periksa kembali penyetelan.
iv.
Membubut Tirus
Ø Menghidupkan mesin pada kecepatan potong
Ø Untuk menghasilkan tirus sampai diameter yang di perlukan :
·
Menyentuhkan sisi potong
terluar pahat mengenai bidang sudut benda kerja
·
Mengunci eretan atas
·
Menyetel eretan lintang pada
indeks nol
·
memberi pendingin pada benda
kerja dan pahat.
·
Mengadakan pengisian sampai
diameter yang dibutuhkan
Ø Untuk Menghasilkan tirus sampai panjang yang di butuhkan
·
Menyentuhkan sisi potong pahat
mengenai sudut benda kerja mengggunakan eretan atas
·
Mengunci eretan alas
·
Menyeteleretan ataspada indeks
nol
·
memberi Pendingin pada pahat
dan benda kerja.
·
Mengadakan pengisian ke panjang
yang di perlukan
b.
Membubut Tirus dengan eretan
atas
Catatan
: dengan cara ini dapat dibuat ujung yang runcing
i.
Menyetel gerakan eretan atas
sehingga cukup untuk di gunakan sepanjang pembubutan tirus.
ii.
menyetel sudut eretan atas
Ø Mengendorkan skrup eretan atas
Ø menyetel eretan atas sampai setengah sudut cakup tirus benda kerja
Ø menjepit kembali ertan atas dan periksa lai penyetelan
iii.
Menyetel pahat
Ø Setel pahat setinggi senter
catatan
tidak akan dihasilkan tirus yang betul jika pahat distel di atas atau di bawah
senter.
Ø Menempatkan pahat pada kedudukan kerja dan dengan menggunakn retan
atas. Menjamin panang penuh tirus dapat dibubut tanpa halangan
Ø keselamatan kerja:
Bila
menyetel dalam kedudukan ini.Menjamin kebebasan berputar sebelum di hidupkan.
Menjaga tangan jauh dari chack, bila eretan atas di pergunakan
iv.
Membubut tirus
Ø Menyetel eretan atas ke kedudukan paling belakang
Ø Menempatkan eretan alas sampai panjang pahat terletak pada bagian
ujung yang akan di tirus
Ø Kunci eretan alas pada ke dudukan ini
Ø Menghidupkan mesin pada kecepatan potong yang normal
Ø Menempatkan pahat untuk mengadakan sedikit penatalan
Ø Memberi pendingin pada pahat dan benda kerja
Ø Mempergunakan eretan atas untuk mengadakan penatalan
Ø Mengembalikan eretan atas kekedudukan belakang,adakan penatalan
sampai tirus tercapai kira-kira 2/3 dari panjang penuh
v.
Memeriksa sudut tirus
Ø Membuat garis kapur sepanjang tirus pada benda kerja
Ø memegang pengukur tirus menyentuh bidang kerja dan putar benda kerja
kira-kira ¼ putaran
Ø Perhatikan dimana garis kapur sudah tergeser. Bila sepanjang garis
tergeser berarti tirus salah
Ø Apabila perlu, stel kembali eretanatas untuk memperbaiki kesalahan.
Adakan penatalan halus dan kemudian adakan pemeriksaaan lagi
vi.
Menempatkan pahat untuk
penatalan akhir
Ø Menempatkan panjang jng pahat sepanjang yang dibtuhkan dari idang
muka benda kerja
Ø Mengunci eretan alas
Ø Menyetel eretan lintang sampai pahat menjepit ringan bilah ukur pada
benda kerja
Ø Melepaskan bilah ukur
Ø Indeks pahat setebal bilah ukur
Ø Menyetel eretan lintang ke titik nol
Ø memundurkan pahat menjauh benda kerja menggunakan eretan lintang
Ø mengembalikan eretan atas ke kedudukan paling belakang
Ø Mengindeks kembalieretan lintang ke kedudukan nol
Ø adakan penatalan akhir.
tirus 8,5 0
Gambar 15.tirus
6.
Membuat champer (450)
Pada
pembubutan champer 45 ini mudah ,mirip dengan pemubutan tirus 8,5 diatas dengan
hanya memiringkan eretan atas pada sudut ke 45 derajad
a.
Menggunakan Bentuk pahat
Ø Persiapan benda kerja
·
Menjepit benda kerja pada
mesin, bagian yang di champer harus sedekat mungkin ke chack agar supaya benda
kerja tidak oleng.
·
Membubut benda kerja sampai
panjang dan diameter atau sudut yang ditentukan
Ø Memilih bentuk pahat
·
untuk sudut-sudut standart 30
o , 45 o dan 60 obisaya sudah ada pahat tersedia.
Untuk sudut sembarang, pahat harus di bentuk lebih dahulu
·
Periksa bidang pahat apakah
cukup panjang untuk membuat champer sampai selesai
Ø Menyetel pahat
·
Menyetel eretan atas siku
·
Menyetel pahat setinggi senter
dan tonjolan pahat sependek mungkin
·
Mengendorkan toolpos. Menyetel
tepi penatalan ke sudut yang dibutuhkan, mengunakan pengukur sudut atau
protector, di ukurkan dari chack permukan lain yag sesuai
·
Kunci tool pos dan periksa kembali
penyetelan
Ø Membubut champer
·
Menghidupkan mesin pada
kecepatan potong
·
Untuk menghasilkan champer
sampai diameter dan sudut yang di perlukan :
o
Menyentuhkan sisi potong
terluar pahat mengenai bidang sudut benda kerja
o
Mengunci eretan atas
o
Menyetel eretan lintang pada
indeks nol
o
memberi pendingin pada pahat
dan benda kerja.
o
Mengadakan pengisian sampai
diameter yang dibutuhkan
·
Untuk Menghasilkan champer
sampai panjang yang di butuhkan
o
Menyentuhkan sisi potong pahat
mengenai sudut benda kerja mengggunakan eretan atas
o
Mengunci eretan alas
o
Menyeteleretan ataspada indeks
nol
o
Member Pendingin pada pahat dan
benda kerja
o
Mengadakan pengisian ke panjang
yang di perlukan
b.
Membubut champer dengan eretan
atas
Catatan
: dengan cara ini dapat dibuat ujung yang runcing
Ø Menyetel gerakan eretan atas sehingga cukup untuk di gunakan
sepanjang pembubutan champer.
Ø Menyetel sudut eretan atas
·
Mengendorkan skrup eretan atas
·
menyetel eretan atas sampai
setengah sudut cakup tirus benda kerja
·
menjepit kembali ertan atas dan
periksa lai penyetelan
Ø menyetel pahat
·
Setel pahat setinggi senter
catatan
tidak akan dihasilkan champer yang betul
jika pahat distel di atas atau di bawah senter
·
Menempatkan pahat pada
kedudukan kerja dan dengan menggunakn retan atas. Menjamin panang penuh tirus
dapat dibubut tanpa halanga
·
keselamatan kerja:
Bila
menyetel dalam kedudukan ini.Menjamin kebebasan berputar sebelum di hidupkan.
Menjaga tangan jauh dari chack bila eretan atas di pergunakan
Ø membubut Champer
·
Menyetel eretan atas ke kedudukan
palin belakang
·
Menempatkan eretan alas sampai
panjang pahat terletak pada bagian ujung yang akan di chemper
·
Kunci eretan alas pada ke
dudukan ini
·
Menghidupkan mesin pada
kecepatan potong yang normal
·
Menempatkan pahat untuk
mengadakan sedikit penatalan
·
Memberi pendingin pada pahat
dan benda kerja
·
Mempergunakan eretan atas untuk
mengadakan penatalan
·
Mengembalikan eretan atas
kekeduduka belakang,adakan penatalan sampai champer tercapai kira-kira 2/3 dari
panjang penuh
Ø Memeriksa sudut champer
·
Membuat garis kapur sepanjang champer benda kerja
·
memegang pengukur tirus
menyentuh bidang kerja dan putar benda kerja kira-kira ¼ putaran
·
Perhatikan dimana garis kapur
sudah tergeser. Bila sepanjang garis tergeser berarti champer salah
·
Apabila perlu stel kembali
eretanatas untuk memperbaiki kesalahan. Adakan penatalan halus dan kemudian
adakan pemeriksaaan lagi
Ø Menempatkan pahat untuk penatalan akhir.
·
Menempatkan panjang pahat
sepanjang yang dibutuhkan dari bidang muka benda kerja
·
Mengunci eretan alas
·
Menyetel eretan lintang sampai
pahat menjepit ringan bilah ukur pada benda kerja
·
Melepaskan bilah ukur
·
Indeks pahat setebal bilah ukur
·
Menyetel eretan lintang ke
titik nol
·
memundurkan pahat menjauh benda
kerja menggunakan eretan lintang
·
mengembalikan eretan atas ke
kedudukan paling belakang
·
Mengindeks kembalieretan
lintang ke kedudukan nol
·
adakan penatalan akhir.
gambar16. Champer450
7.
Mengkartel
a.
Menyetel benda kerja
Ø Menyetel benda kerja benda kerja dengan panjang minimum menojol dari
cak
Ø Benda kerja yang panjang harus di dukung dengan senter kepala lepasatau
pendukung. catatan penyetelan harus sekaku mungkin
Ø Bubut diameter yang akan dikartel kira-kira 0,010”lebih rendah dari
ukuran akhir yang dibutuhkan
b.
Menyetel kartel
Ø Memeriksa secara visual kartel bebas dari kotoran, bersihkan dengan
sikat jika perlu
Ø Menyetel kartel setinggi senter
Ø Menyetel secara visual kartel pada sudut kelonggaran untuk memberi
pengarahan
Ø Mengencangkan karel perlahan-lahan pada tool pos
c.
Mengkartel
Ø Menyetel putaran rendah untuk
mendapatkan hasil yang baik
Ø Menghidupkan spindle mesin dan memberikan minyak ke kartel dan benda
kerja yang akan di kartel
Ø Menggerakkan kartel ke benda kerja menggunakan tekanan sampai
terbentuk cetakan seperti intan
Ø Mengadakan pengisian memanjang sampai diperoleh panjang yang
dibutuhkan tercapai
gambar 17. Hasil Kartel
8.
Mengulir kanan dan kiri
Dalam
ulir kiri maupun kanan dapat di lakukan sebagai berikut:
a.
Persiapan
Ø Membubut benda kerja sampai diameter luar
Ø Menalur pada batas kiri ulir sedalam ulir dengan lebar kira-kira dua
kisar
b.
Menyetel mesin untuk mengulir
Ø Menyetel tuas-tuas pada kedudukan yang di perlukan sesuai dengan
table
Ø Menentukan pada tuas mana ulir dapat di hubungkan
c.
Menyetel pahat
Ø Memeriksa bentuk pahat dengan mal pengukur yaitu bersudut 600
Ø Menyetel eretan atas sejajar ke meja mesin dan di jepit
Ø Menyetel pahat setinggi senter dan kencangkan dengan ringan
Ø Menyetel ujung pahat tegak lurus sejajar ke garis sumbu benda kerja
dengan menggunakan mal pengukur yang dirapatkan ke bidang bidang kerja.
Mengetok pahat jika di perlukan dan memeriksa kembali
d.
Menempatkan pahat untuk
penatalan pertama
Ø Mengadakan sedikit pemunduran pada eretan atas dengan memutar roda
tangan dengan arah ke kiri
Ø Menyetel indeks eretan atas pada nol
Ø Menyetel mesin untuk putaran rendah
Ø Mengadakan kecepatan pengisian rendah sampai menyentuh diameter yang
di ulir
Ø Setuhan itu di tunjukkn oleh garis lingkaran halus
Ø Menyetel indeks eretan lintang pada nol
e.
Memeriksa ulir
Memeriksa
untuk pengepasan menggunakan mal ulir atau komponen yang memakai ulir
Keselamatan
: Benda kerja harus diam ketika di periksa
f.
Mengulir akhir sampai selesai
Ø Mengadakan penatalan halus
memeriksa untuk
pengepasan sesudah tiap sekali jalan sampai ukuran dicapai
Ø pada penyetelan kedalaman , indeks eretan atas dimundurkan sampai ke
dua sisi pahat memotong secara bersamaan
Ø Memeriksa ulir
Ø Meneruskan penatalan ulir sampai ukuran pas tercapai
Ø catatan :untuk ulir kiri, putaran ulir pengantar di balik agar eretan
alas berpindah dari kiri ke kanan. Juga penatalan di mulai dari kiri ke kanan.
Pada ujung kiri perlu di buat alur. Hal ini juga berlaku untuk ulir kanan
Gambar 18.Ulir kanan gambar
19. Ulir kiri
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
uraian-uraian di atas saya sebagai penulis menyimpulkan bahwa sebagai mahasiswa
pendidikan teknik mesin harus mampu mengoperasikan mesin perkakas terutama melakukan
pembubutan secarabaikdan benar dengan
mematuhi aturan k3 (keselamatan kerja). Diantaranya pembuutan tersebt meliputi
: Mengebor senter, Membubut rata, Membubut alur, Membubut tirus, Membubut
champer (450), Mengkartel, mengulir kiri dan kanan. Selain mampu
membubut juga dituntut untuk aktif dan kreatif dalam mengunakan alat-alat ukur
maupun menggunakan kelengkapan mesin bubut.
Dalam
setiap proses pemubutan mahasiswa juga diharapkan paham bahwa setiap proses
pembubutan itu timbul asap atau panas karena terjadi gesekan. Sehingga membutuhkan
pendinginan supaya menjaga ke awetan dari pahat.
Jika
ketika ragu-ragu ketika akan membubut dari pada salah maka di wajibkan untuk
bertanya dari mahasiswa sebaya yang dari smk atau bertannya pada instruktur
sebab jika tidak begitu, jika ada kesalahan akan berakibat fatal atau tidak
bisa di kembalikan maka kehati-hatian di perlukan.
Ketika
membubut ada baiknya berhati-hati terhadap beram-beram yang terlempar karena
biasanya beram-beramnya dapat masuk ke mata atau mengenai badan yang
mengakibatkan luka bakar. Karena beran-beramnya sangat panas
Dari
pelaksanaan praktek pemesinan yang telah dilakukan, maka penulis mempunyai
beberapa kesimpulan yakni:
a.
Praktek pemesinan menumbuhkan
sikap tanggung jawab, disiplin, dan mandiri pada setiap mahasiswa.
b.
Praktek pemesinan mampu
membekali mahasiswa Pendidikan Tehnik Mesin memasuki calon pendidik yang
terampil.
B. SARAN
Semoga
karya ini bermanfaat bagi adik-adik tingkat atau dapat memenuhi tugas dalam
praktek pemesinan.Jika ada saran –saran yang mendukung karya tulis ini kami
menunggunya demi tersempurnanya makalah yang telah saya buat.
Setelah
melakukan praktek pemesinan penulis ingin memberikan saran yang baik kepada mahasiswa.
Semoga saran ini dapat memberi manfaat
yang baik dalam peningkatan mutu.
1.
Saran untuk mahasiswa
a.
Hendaknya lebih ditingkatkan
tanggung jawab disiplin dan kemandirian dalam melakukan praktek pemesinan.
b.
Hendaknya dalam melaksanakan
praktek pemesinan harus mengikuti langkah – langkah yang telah di berikan oleh
instruktur atau dosen pengampu agar hasil yang dicapai sesuai job sheet yang
telah diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Subakty.B.M dan Kasman Barus.
1983. Membubut. Jakarta : CV. Genap
Jaya Baru
2.
Laporan observasi teori
pemesinan smester III