Cari Blog Ini

Kamis, 11 Juni 2015

Laporan Praktek Las



Laporan las
Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah “Praktik Las Tempa”



OLEH : RIZKY PRATAMA IDRIS
NIM   : K2513097




PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena limpahanrahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan LaporanPraktek Pengelasan dengan menggunakan las busur listrik dan las asetilin.
Laporan Praktek Pengelasan dengan menggunakan las busur listrik dan lasasetilin ini disusun guna melengakapi tugas mata kuliah Praktikum las.Laporan ini berisikan tentang dasar-dasar teori dari las busur listrik dan las asetilin serta penjelasan tentang proses penyambungan logam.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari banyak kekurangan dankekeliruan yang taerjadi, serta penulis menyadari laporan ini jauh dari sempurnakarena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Penulis banyak mendapatkan dukungan dan bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak.
Atas segala bantuan, bimbingan, dan motivasi, serta kritik dan saran darisemua pihak, penulis hanya dapat menyerahkan kepada Allah SWT, semoga AllahSWT membalas kebaikannya, dan mudah-mudahan laporan ini bermanfaat.

Surakarta,23 Desember 2014

Penulis




BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian las listrik

 Las busur listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tanaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan las dengan las busur listrik ini adalah merupakan sambungan tetap/permanen. Ada dua macam mesin las, yaitu mesin las DC (direct current - mesin las arus searah) dan mesin las AC (alternating current - mesin las arus bolak-balik). Disini mesin yang akan dipergunakan adalah mesin las AC. Mesin las listrik dapat mengalirkan arus listrik yang cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman yaitu kurang dari 45 volt, jadi tidak terlalu berpengarung besar/fatal jika kita tersetrum.  Perlengkapan las yang terutama untuk melakukan pengerjaan pengelasan adalah sebagai berikut : 
 1. Pembangkit listrik
       Pada praktikum ini arus yang digunakan adalah arus AC. Pesawat arus bolak-balik pada dasarnya merupakan suatu transformator “step-down” yang dapat mengubah tegangan arus listrik misalnya listrik permulaan (120 atau 220 Volt) menjadi tegangan kecil yang menghasilkan arus besar yang sesuai untuk pekerjaan mengelas.
2. Pemegang elektroda
   Perlengkapan ini berfungsi untuk menjepit atau memegang elektroda. Alat ini harus memenuhi syarat diantaranya tidak mudah panas, ringan, dan isolator cukup aman bagi sipemakai.
 3. Penjepit masa
       Bagian logam yang akan di las berfungsi sebagai kutub negatif (masa). Alat ini dapat langsung dijepitkan pada logam yang akan dikerjakan atau dapat juga dijepitkan pada meja kerja (meja besi). Kontak dengan masa ini harus baik agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik pula. Kontak yang tidak baik akan menimbulkan panas yang berarti penggunaan tanaga untuk menghasilkan bunga api yang sesuai. 
 4. Topeng las
     Seperti telah dikemukakan bahwa bunga api las menghasilkan jenis-jenis sinar berbahaya terutama mata dan kulit. Oleh karena itu diperlukan alat pelindung khusus yang berupa kaca mata hitam yang terpasang pada helm/topeng muka.
5. Elektroda
     Elektroda atau kawat las tersedia dalam ukuran standar, baik dimensi ataupun jenis bahanya. Pada prisipnya jenis bahan elektroda hampir serupa dengan bahan logam yang akan di las beberapa macam elektroda untuk penggunaan khusus misalnya untuk lapisan permukaan, las tembaga dan paduan tembaga, alumunium, besi tuang, mangan, paduan nikel dan baja nikel – mangan. Dalam mengelas posisi elektroda harus tegak lurus dan miring 700-800 untuk menghasilkan alur lasan yang baik.
6. Meja las
   Meja las sebagai tempat penjepit masa dan tempat benda kerja yang akan dilas untuk lebih memudahkan dalam posisi mengelas. 
7. Lain-lain
       Perlengkapan tambahan yang diperlukan ialah palu las, alat ini berguna untuk melepaskan kerak pada permukaan yang di las. Tang, untuk memegang benda kerja setelah dilas. Sikat kawat, utuk membersihkan sisa terak.

B. las asitelin

Las karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas perbengkelan yang sering ditemui. Pengoperasiannya yang cukup mudah membuatnya sering digunakan untuk menghubungkan dua logam atau welding.Secara umum, perkakas las asetilen adalah alat penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas hasil pembakaran campuran gas asetilin dangas oksigen.Perangkat perbengkelan las karbit digunakan untuk memotong dan menyambung benda kerja yang terbuat dari logam (plat besi, pipa dan poros)
Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang dicampur dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi (3000o) yang mampu mencairkan logam induk dan logam pengisinya. Jenis bahan bakar gas yang digunakan asetilen, propan atau hidrogen, sehingga cara pengelasan ini dinamakan las oksi-asetilen atau dikenal dengan nama las karbit.
Nyala asetilen diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetilen yang digunakan untuk memanaskan logam sampai mencapai titik cair logam induk. Pengelasan dapat dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.
Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersil umumnya berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen dipisahkan dari nitrogen. Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas asetilen (C2H2) dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan air. Gelembung-gelembung gas naik dan endapan yang terjadi adalah kapur tohor. Alat dan Bahan
     Alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
v  Alat :

a. Peralatan yang digunakan untuk pengelasan ada dua yaitu peralatan las asitelin dan peralatan bantu mengelas.
Peralatan las asitelin terdiri dari:
-    Selang
-    Brander
-    Regulator
-    tabung las
Peralatan bantu mengelas :
-    Penggaris besi
-    Palu
-    Sikat baja
-    Korek api
-    Kaca mata las
-    Tang
-    Kikir
-    Sarung tangan
-    Apron
v  Bahan :
-    Plat baja
-    Kawat las

C. KESELAMATAN KERJA

1.      Berdo’a terlebih dahulu.
2.      Jangan bercanda saat praktikum.
3.      Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
4.      Hindari bekerja pada lantai yang basah.
5.      Memakai peralatan standar keselamatan kerja (wearpack, kacamata las listrik, sepatu,   dan sarung tangan) untuk melindungi bagian tubuh dari radiasi cahaya, panas, kotoran maupun terkena benda kerja.


    

 Gambar 1 Perlengkapan praktek las


6.   Sewaktu busur listrik menyala jangan sekali-kali melihat dengan mata telanjang (tanpa kaca mata las).
7.      Hindari kontak/hubungan singkat antara kabel terminal mesin las dalam jangka waktu yg cukup lama.
8.      Gunakan sarung tangan/smeet tang ketika mengangkat atau memegang benda kerja yang baru dilas.
9.      Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari benda kerja yang akan dilas.
   10.    Pilih tempat yang lebih aman dan nyaman dalam melaksanakan praktek.








BAB II
   PEMBUATAN BENDA KERJA


A. Las Listrik

a. Penyambung  datar



DSC_0177.jpg

                                   Gambar 2 Penyambung datar

       Langkah –langakah dalam penyambungan datar pada kerja yang berbentuk pelat antara lain sebagai berikut :
1.    Menyiapkan perlengkapan pengelasan seperti :
1.         Alat Utama.
·      Mesin las dan kelengkapannya.
·      Meja kerja
2.         Alat Tambahan.
·      Mistar siku.
·      Gergaji tangan
·      Pengores
·      Kikir bilah kasar
·      Palu besi
·      Sikat baja
·      Ragum
·      Tang penjepit
3.         Alat keselamatan kerja
·      Kamar las.
·      Kacamata kas
·      Sepatu dan baju.
4.         Bahan kerja
·      Besi pelat yang berukuran 2 x 10 cm
·      Elektroda
2.    Proses pengerjaan atau pengelasan
1.     Kita terlebih dahulu menghidupkan tarvo las/mesin las kemudian kita mengatur besar kekuatan  amper yang sesuai dengan jenis elektroda dan masa benda kerja. Apabila nyala api elektroda sudah sesuai, maka kiata mengambil dua jenis pelat yang berukuran sama, dan diletakan diatas meja kerja kemudian kita mengatur kerataan kedua benda kerja dengan cara berdempetan. agar kedua benda kerja tidak tidak berubah posisi yang sudah kita atur dengan rata dan baik, maka kita harus terlebih dahulu mengelas dua titik dipersambungan yang masing-masingnya diujung kiri dan kanan.
2.    Apabila kedua benda kerja sudah melekat dengan dua titik las tadi, maka langkah selanjutnya  kita memulai proses pengelasan menyeluruh di bagian yang akan disambung. Pada langkah ini terlebih dahulu kita mengecek kekuatan nyala api pada elektroda dengan cara menggosokan bagian elektroda yang sudah terjepit dengan penjepit elektroda yang sudah ada arus ke meja kerja atau ke benda lainya yang bermateril besi. Dengan pengecekan ini agar pada saat pengelasan ke penyambungan benda kerja, elektroda tidak terjadi pengelengketan pada benda kerja. Apabila nyala api pada elektroda sudah maksimal, maka kita mulai proses pengelasan menyeluruh. Pada pengelasan menyeluruh pada persambungan kita harus menggunakan kaca mata las sehingga percikan bunga api dan asap elektroda tidak mengenai bagian mata kita. Pada proses ini juga kita harus menggunakan pengelasan dengan cara menggerakan elektroda dengan sistem melingkar, shingga berjalanya pengelasan kita merasa nyaman dan juga bentuk alur pada penyambungan benda kerja terlihat bagus, rapi, dan kuat dan di usahakan pada bagian penyambungan jangan ada lubang karna jikalau ada lubang maka benda kerja tidak kuat dan akan cepat rusak. Apabila proses pengelasan menyeluruh sudah selesai maka kita harus mendinginkan benda kerja dengan cara memasukan benda kerja kedalam air, dan kemudian kita harus memukul benda kerja di bagian pengelasan dengan pemukul sehingga kerak-kerak hasil pengelasan terkupas/jatuh, dan hasilnya akan berwarna perak, dan kelihatan bagus dan kuat.

b. Penyambung  siku/L

                                  Gambar 3 Penyambung siku/L



DSC_0178.jpg


    Pada proses penyambungan ini kita melanjutkan pengelasan menggunakan benda kerja jobset pertama dan ditambah satu besi pelat yang berukuran sama 2 x 10 cm. Pada sambungan ini kita membuat siku/L dengan tambahan satu besi pelat yang berukuran sama. Kemudian prosesnya sama seperti jobset pertama yaitu kita menghidupkan travo las/mesin las (on) dan menyiapkan perlengkapan atau alat-alat yang kita butuhkan dalam proses pengelasan, seperti :
                      1. Alat Utama.
·      Mesin las dan kelengkapannya.
·      Meja kerja
                      2. Alat Tambahan.
·      Mistar siku.
·      Gergaji tangan
·      Pengores
·      Kikir bilah kasar
·      Palu besi
·      Sikat baja
·      Tang penjepit
·      Ragum
                      3. Alat keselamatan kerja
·      Kamar las.
·      Kacamata kas
·      Sepatu dan baju.
   Pada prose penyambungan siku/L ini, dimana kita menggabungakan antara jobset pertama dengan satu besi pelat yang kita tambahkan dengan cara menyambung hingga membentuk siki/L. Caranya adalah kita mengambil jobset pertama dan dilatakan diatas meja kerja yang rata kemudian kita mengambil satu besi pelat yang baru dan diletakan pas diatas persambungan jobset pertama, kemudian kita mengatur kerataan permukaan  dan kelurusan hingga benar-benar rata dan lurus. Pada saat kita meletakan besi pelat ke jobset pertama, arahnya harus tegak mendatar (dalam posisi tidur) hingga berbentuk siku. Apabila semuanya sudah teratur rata dan lurus, maka langkah selanjutnya kita terlebih dahulu mengelas dua titik yang masing-masingnya berada diujung kiri belakang dan ujung kanan depan, titik ini fungsinya untuk pelat yang sudah kita atur tadi tidak lagi goyang atau berpindah tempat ( tetap rata dan lurus ). Bila mana semuanya sudah siap, maka kita melanjutkan dengan  pengelasan menyeluruh. Caranya kita terlebih dahulu memakai kaca mata las dan kemudian kita kembali mengecek kekuatan api pada elektroda dengan cara menggosok elektroda pada benda lain atau meja kerja. Dan apabila sudah stabil nyala apinya maka kita memulai pengelasan menyeluruh hanya pada bagian satu siku/L yang memanjang, terserah mau yang bagian kiri atau kanan. Dan pada proses penyambungan  ini kita harus menggunakan sistim gerakan elektroda zig zag ataupun bisa dengan gerakan melingkar, sehingga kekuatan las pada siku/L  kuat, dan juga jangan sampai terjadi lubang pada sambungan siku.Apabila proses pengelasan menyeluruh pada sambungan siku/L sudah selesai maka kita harus mendinginkan benda kerja dengan cara memasukan benda kerja kedalam air, dan kemudian kita harus memukul benda kerja di bagian pengelasan dengan pemukul sehingga kerak-kerak hasil pengelasan terkupas/jatuh, dan hasilnya akan berwarna perak, dan kelihatan bagus dan kuat.

c.  Menyambung   T

 Gambar 4 menyambung T


DSC_0179.jpg

Pada proses pengelasan ini kita melanjutkan penyambungn  antara jobset pertama dengan kedua dengan penambahan satu besi pelat  yang berukuran sama  2 x 10 cm. Pada proses penyambungan ini kita akan membuat sambungan dari jobset pertama dan kedua dengan berbentuk sambungan T.
Kemudian prosesnya sama seperti jobset pertama dan kedua yaitu kita menghidupkan travo las/mesin las (on) serta mengatur kekuatan atau besar ampere pada travo las dan menyiapkan perlengkapan atau alat-alat yang kita butuhkan dalam proses pengelasan, seperti :
                      1. Alat Utama.
·      Mesin las dan kelengkapannya.
·      Meja kerja
                      2. Alat Tambahan.
·      Mistar siku.
·      Gergaji tangan
·      Pengores
·      Kikir bilah kasar
·      Palu besi
·      Sikat baja
·      Tang penjepit
·      Ragum
                      3. Alat keselamatan kerja
·      Kamar las.
·      Kacamata kas
·      Sepatu dan baju.
Pada proses penyambungan ini kita akan menambahkan satu pelat besi yang kita tambahkan, dimana pelat besi tersebut akan kita sambungkan di permukaan pelat jobset pertama bagian kanan, karna permukaan bagian kiri sudah kita sambung dengan penyambungan siku/L. Dalam proses pengelasanya kita mengambil jobset pertama dan kedua yang sudah tersambung, kemudian kita menaruhkan benda kerja diatas meja kerja yang permukaan mejanya berlubang-lubang, seterusnya kita akan mengatur kerataan dan kelurusan besi pelat dengan  permukaan jobset pertama, dengan arah besi pelat vertikal (berbentuk  T) dan taruhnya dibagian tengah ataupun di bagian pinggir. Apabila semuanya sudah teratur rata,lurus dan tegak , maka langkah selanjutnya kita terlebih dahulu mengelas dua titik yang masing-masingnya berada diujung kiri belakang dan ujung kanan depan, titik ini fungsinya untuk pelat yang sudah kita atur tadi tidak lagi goyang atau berpindah tempat ( tetap rata dan lurus ). Bila mana semuanya sudah siap, maka kita melanjutkan dengan  pengelasan menyeluruh. Caranya kita terlebih dahulu memakai kaca mata las dan kemudian kita kembali mengecek kekuatan api pada elektroda dengan cara menggosok elektroda pada benda lain atau meja kerja. Dan apabila sudah stabil nyala apinya maka kita memulai pengelasan menyeluruh hanya pada bagian satu sudut T yang memanjang, terserah mau yang bagian kiri atau kanan. Dan pada proses penyambungan  ini kita harus menggunakan sistim gerakan elektroda zig zag ataupun bisa dengan gerakan melingkar, sehingga kekuatan las pada sambunga T  kuat, dan juga jangan sampai terjadi lubang pada sambungan T. Apabila proses pengelasan menyeluruh pada sambungan T sudah selesai maka kita harus mendinginkan benda kerja dengan cara memasukan benda kerja kedalam air, dan kemudian kita harus memukul benda kerja di bagian pengelasan dengan pemukul sehingga kerak-kerak hasil pengelasan terkupas/jatuh, dan hasilnya akan berwarna perak, dan kelihatan bagus dan kuat.

d. Menyambung Pipa



DSC_0180.jpg

Pada proses penyambungan pipa berbeda dengan penyambungan besi pelat Dimana, pada proses penyambungan ini kita hanya memerlukan dua potongan pipa

                                                Gambar 5 Menyambung pipa

yang masing-masing berukuran 5 cm.Kemudian prosesnya sama seperti jobset pertama dan kedua yaitu kita menghidupkan travo las/mesin las (on) serta mengatur kekuatan atau besar ampere pada travo las yang sesuai dengan benda kerja (pipa) dan menyiapkan perlengkapan atau alat-alat yang kita butuhkan dalam proses pengelasan, seperti :
                      1. Alat Utama.
·      Mesin las dan kelengkapannya.
·      Meja kerja
                      2. Alat Tambahan.
·      Mistar siku.
·      Gergaji tangan
·      Pengores
·      Kikir bilah kasar
·      Palu besi
·      Sikat baja
·      Tang penjepit
·      Ragum
                      3. Alat keselamatan kerja
·      Kamar las.
·      Kacamata kas
·      Sepatu dan baju.
 Pemulanya kita akan memulai dengan proses pemotongan pipa (2 buah) dengan menggunakan mesin potong (Gurinda potong), yang sudah disiapkan. Kemudian kita membersihkan bagian ujung pipa dari sisa- sisa pemotongan dengan menggunakan mesin gurinda, setelah sudah selesai maka kita akan melanjutkan dengan proses penyambungan, dimana kita harus mencari permukaan kedua pipa yang benar-benar sama rata untuk proses penyambungan dengan pengelasan. Bila kedua sambungan pipa sudah rata dan lurus, maka kita akan mengelas dua/ tiga titik terlebih dahulu pada persambungan pipa, agar kedua pipa tidak lagi bergeser atau miring. Apabila keadaan pipa sudah stabil atau sudah menyatu maka kita akan melanjutkan dengan proses pengelasan meyeluruh dibagian persambungan pipa. Karena ukuran kedua pipa sangat tipis dan kecil, maka kita harus berhati- hati dalam proses pengelasan, kalau tidak hati-hati benda kerja akan lobang. Pada persambungan pipa ini kita harus menggunakan proses pengelasan yang amperenya yang  sesuai, api pada elektroda tidak terlalu besar, dan gerakan elektroda harus  dalam bentuk titi yang tersusun atau beraturan dan apabila kita menggunakan gerakan elektroda dengan zig zag atau melingkar maka benda kerja akan berlubang. Dan jangan lupa pada saat pengelasan pipa,kita harus memegang benda kerja menggunakan tang penjepit untuk menghindari panas dari benda kerja. Seteleh selesai pengelasan kita mulai mendinginkan benda kerja dengan cara dimasukan kedalam air kemudian kita memukul benda kerja menggunakan pemukul (palu) hingga kerak-kerak pengelasan jatuh/ hilang, sampai pada persambungan pipa terlihat warna perak yang bagus dan hasilnya akan memuaskan (kuat).


B. Las Asitelin

1. Melelehkan Benda Kerja

  Dalam proses melelehkan benda kerja dengan menggunakan las asetelin, pada langkah ini kita terlebih dahulu menyiapkan alat-alat dan bahan seperti :
1.      Tabung oksigen dan asitilin serta perlengkapannya
2.      Benda kerja
3.      Palu
4.      Baju pratek
5.      Tang penjepit
6.      Kaca mata asetilin
7.       Meja kerja
8.      Sepatu peratek,dll
  Apabila semua alat dan bahan sudah kita siapkan, maka proses selanjutnya kita memasang baranden pada selang yang sudah terhubung dengan gas oksigen dan asetilin, bila kita sudah memasang branden, maka proses selanjutnya kita menyetel regulator gas pada tabung oksigen dan asitilin dengan ukuran yang sudah ditentukan.            Dan proses selanjutnya kita menyalakan api pada branden yang sudah tercampur dengan gas asitilin dan oksigen, apabila api pada branden sudah menyala maka kita  menyetel besar api yang sesuai dan kalau apinya sudah berwarna merah kebiruan dan ukuran kecil, dan itulah jenis api yang kita butuhkan dalam pengelasan asitilin. Apabila nyala api sudah stabil maka kita melanjutkan proses melelehkan benda kerja yang sudah kita siapkan dan kita letakan pada meja kerja. Caranya kita memanaskan kedua benda kerja hingga benda kerja berwarna merah hingga meleleh, sehingga pada proses penyambungan dengan menggunakan tima berjalan dengan efektif, sehingga benda kerja hasilnya bagus dan memuaskan. Apabila proses pelelehan benda kerja sudah selesai, kita mematika api pada branden dan harus kita perhatikan bahwa dalam proses mematikan api, kita haris terlebih dahulu mengecilkan gas oksigen pada penyetelan branden kemudian mengecilkan pada penyetelan esitelin, sehingga api mati dengan teratur.

2. Menyambung Dua Logam

pada langkah ini kita terlebih dahulu menyiapkan alat-alat dan bahan seperti :
1.      Tabung oksigen dan asitilin serta perlengkapannya
2.      Benda kerja
3.      Palu
4.      Baju pratek
5.      Tang penjepit
6.      Kaca mata asetilin
7.      Meja kerja
8.      Sepatu peratek,dll
Apabila semua alat dan bahan sudah kita siapkan, maka proses selanjutnya kita memasang baranden pada selang yang sudah terhubung dengan gas oksigen dan asetilin, bila kita sudah memasang branden, maka proses selanjutnya kita menyetel regulator gas pada tabung oksigen dan asitilin dengan ukuran yang sudah ditentukan. Dan proses selanjutnya kita menyalakan api pada branden yang sudah tercampur dengan gas asitilin dan oksigen, apabila api pada branden sudah menyala maka kita  menyetel besar api yang sesuai dan kalau apinya sudah berwarna merah kebiruan dan ukuran kecil, dan itulah jenis api yang kita butuhkan dalam pengelasan asitilin. Apabila nyala api sudah stabil maka kita melanjutkan proses melelehkan benda kerja yang sudah kita siapkan dan kita letakan pada meja kerja. Caranya kita memanaskan benda kerja hingga kedua benda kerja berwarna merah, dan selanjutnya kita mengambil timah yang sudah disiapkan,kemudian kita menaruh timah itu pas diatas persambungan 2 logam yang sudah kita atur, kemudian kita panaskan logam atau cairkan logam dengan menggunakan api yang paling kecil dan berwarna biru, dan harus kita tahu bahwa alur atau jalannya timah yang kita pegang harus searah, dan gerakannya harus perlahan-lahan, sehingga hasil benda kerja terlihat memuaskan. Dan fungsi apinya adalah bilamana api pada branden yang besar berwarna merah berarti fungsinya untuk memanaskan benda kerja dan api yang kecil berwarna biru fungsinya untuk melelehkan timah yang akan menyambung ke kedua benda kerja.
Apabila proses penyambungan 2 logam sudah selesai, kita mematika api pada branden dan harus kita perhatikan bahwa dalam proses mematikan api, kita haris terlebih dahulu mengecilkan gas oksigen pada penyetelan branden kemudian mengecilkan pada penyetelan esitelin, sehingga api mati dengan teratur.


BAB III
       PENUTUP

Dari praktikum serta uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa :
1. Proses pengelasan merupakan proses penyambungan antara dua logam atau lebih. Pada  proses pengelasan memerlukan banyak latihan dan uji coba las,
  2. Menguasai prinsip dari pengelasan asitelin sangat dibutuhkan seperti cara pengaturan nyala api yang diperlukan, karena biasanya las asitelin digunakan pada plat yang tipis sehingga memerlukan pengaturan nyala api yang sesuai
3. Dalam mengelas logam ada banyak cara, salah satu diantaranya dengan las elektroda  dan asitelin.
4. Ada  hal-hal  yang perlu diperhatikan dalam mengelas guna mendapatkan hasil las yang baik.
5. Dalam mengelas membutuhkan konsetrasi penuh
6. Mengelas membutuhkan ketelatenan serta kesabaran guna mendapatkan hasil las yang baik serta minim cacat.

B. Saran
Untuk mendukung keamanan serta kelancaran selama praktikum, maka saya mengusulkan bebrapa hal. Antara lain sebagai berikut :
 1. Untuk keselamatan kerja perlu adanya peralatan keselamatan semisal kaca mata atau topeng las yang standarisasi
2. Perlu adanya kerja sama yang baik antar mahasiswa dan dosen peembimbing atau asdos, sehingga pekerjaan cepat selesai dan memuaskan.
3. Kalau bisa, perlu sesering mungkin diadakan praktikum yang mandiri guna peningkatan SDM. Khususnya mahasiswa PPGT.
4. Bagi mahasiswa yang hendak praktikum di masa mendatang, sebelum praktikum pengelasan sebaiknya melakukan latihan beberapa kali untuk melatih feeling atau insting mengelas sehingga saat praktikum tidak perlu pemanasan terlalu lama.
5. Sabaiknya jadwal untuk praktikum diperbanyak



DAFTAR PUSTAKA

http://kamissore.blosgspot.com/2009/06/kerja-las-listrik-dan-gas.html 
Cary Howard B, “Modern Welding Technology” Prentice Hall, Englewood Cliffs, NewJersey Q7632, USA, 1994.
Messler R.W, Jr., “Principles of Welding” John Wiley & Sons, Inc. USA, 1999.
Drs. Yayat. M.pd. 2014. Job Sheet Las Oxy Accetyline. UniversitasPendidikan     Indonesia. Bandung.