Cari Blog Ini

Kamis, 11 Juni 2015

Pelumasan Mesin Industri



Pendahuluan

                    Sistem Pelumasan Mesin adalah suatu sistem yang bertujuan memberikan lapisan film (oil film) untuk mencegah kontak langsung pada komponen-komponen yang bergesekan.
Dari segi kegunaan, ada pelumas sangat kental seperti gel yang biasa disebut grease alias gemuk. Begitu kentalnya, gemuk akan menempel terus pada komponen yang dilumasi dan tidak akan menetes, sehingga cocok untuk komponen-komponen terbuka seperti engsel pintu, sendi-sendi batang kemudi (tie rod), lengan suspensi, dsb. Untuk melumasi komponen yang sifatnya presisi, dan rumit seperti mesin, transmisi, dan gardan (diferensial), diperlukan pelumas yang lebih encer ketimbang gemuk. Pelumas encer yang akrab disebut oli ini dapat bergerak luwes melalui permukaan komponen yang saling bergesekan. Selain itu kondisi yang lebih encer ini memastikan setiap permukaan logam tertutup pelumas.
Oli untuk mesin lebih encer daripada yang digunakan pada roda gigi (transmisi, gardan). Ini dimaksudkan agar pelumas dapat disirkulasikan melalui saluran-saluran kecil dan sempit dalam mesin dengan lancar. Sedangkan pada roda gigi, pelumas disirkulasikan dengan bantuan putaran roda gigi itu sendiri. Dengan tingkat kekentalan tinggi pelumas terangkat oleh gerigi roda, dan pelumas yang kental dapat meredam suara gesekan lebih baik. Jadi untuk membedakan pelumas mesin dan pelumas roda gigi, dapat dilihat dari kekentalanya. Atau, dilihat dari label kemasannya, Engine Oil atau Gear Oil.
Dari semua jenis pelumas tersebut diatas, pelumas mesinlah yang paling penting lantaran di dalam mesin terjadi berbagai macam gerakan yang memerlukan pelicin supaya tidak mudah aus. Karena kerja pelumas pada mesin lebih berat, maka penggantiannya pun lebih sering dibandingkan dengan pelumas lainnya.




A.  Prinsip Pelumasan
Tidak bisa dipungkiri – pelumas – atau yang lebih popular disebut oli – merupakan bagian tak terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan tidak akan bisa bekerja. Pada manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin.
Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling sederhana adalah untuk mengatasi gesekan. Dua permukaan logam yang bergerak satu sama lain mempunyai gesekan. Fungsi pelumas adalah “memisahkan” dua permukaan logam yang saling bergesekan itu agar keausan dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, bisa dibayangkan apa jadinya. Mesin bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara menyalurkan panas akibat gesekan dan pembakaran. Selain itu juga berfungsi untuk membersihkan mesin dengan cara mengangkut kotoran dan elemen logam yang nantinya akan “dititipkan” di filter oli setiap sirkulasi. Fungsi lain dari pelumas yang tidak kalah penting adalah untuk memaksimumkan kompresi dan mempertahankan tekanan. Jika tekanan yang hilang terlalu besar pembentukan seal (lapisan pelumas) yang tidak baik, mesin akan kehilangan tenaga sehingga konsumsi bahan bakar meningkat – yang berarti pemborosan biaya. Begitu vitalnya pelumas bagi kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri sehingga memacu para ahli untuk tak hentinya berusaha menciptakan formula yang dapat menghasilkan suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk mengurangi gesekan pada bantalan roda gerobak atau kereta pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini – sejak ditemukannya minyak bumi, perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat ini yang menuntut kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas tampung minyak pelumas di dalam mesin lebih kecil, temperatur operasi lebih tinggi dan juga menuntut interval pergantian pelumas yang lebih lama.


B.  Uraian Materi

1.    Pelumas Untuk Mesin Industri

Untuk mendapatkan perlindungan yang maksimal dan memuaskan di dalam sistem pelumasan mesin,  maka mutlak diperlukan selektifitas pemilihan sebelum penggunaan pelumas, yaitu menentukan jenis pelumas yang tepat untuk mesin dan peralatan yang akan dilumasi.
Kami tidak hanya menjual minyak pelumas, tetapi kami juga melayani konsultasi, diskusi, training dan problem solving seputar teknis pelumas dan pelumasan.
Berbagai jenis minyak pelumas untuk keperluan mesin-mesin industri tekstil, industri farmasi, industri logam, industri makanan/minuman, dan berbagai kebutuhan mesin lainnya, yang dapat kami persembahkan kepada para pelanggan antara :
  • Hydraulic Oil (Pelumas Hidrolik, berbahan dasar minyak mineral, sintetik dan water glycol)
  • Compressor Oil (Pelumas Kompressor Udara, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
  • Industrial Gear Oil (Pelumas Roda Gigi, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
  • Automotive Gear Oil (Pelumas Roda Gigi Untuk Kendaraan, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
  • Diesel Engine Oil (Pelumas Mesin Diesel, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
  • Gasoline Engine Oil (Pelumas Mesin Bensin, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
  • High Temperature Grease (Minyak Gemuk Untuk Aplikasi Temperatur Tinggi)
  • EP Grease (Minyak Gemuk Untuk Kondisi beban kejut tinggi/Extreme Pressure)
  • Multi Purpose Grease ((Minyak Gemuk Serba Guna)
  • Chassis Grease (Minyak Gemuk Untuk Chassis kendaraan)
  • Moly Grease (Minyak Gemuk Dengan Molybdenum Disulfat, banyak digunakan untuk alat2 berat dan kondisi  beban kejut tinggi)

2.     Minyak Pelumasan
      Apa bila terjadi gerakan relatip antara dua benda yang saling  bersentuhan maka terjadilah gesekan antara dua benda tersebut. Terjadinya gesekan menyebabkan keausan pada permukaan kedua benda tersebut. Disamping itu terjadinya gesekan akan menyebakan daya yang dihasilkan oleh motor semakin banyak yang hilang.
Maka untuk mengurangi gesekan yang terjadi dapat digunakan minyak pelumas yang fungsinya untuk memisahkan dua permukaan yang saling bersentuhan dengan cara membentuk lapisan minyak (oil film).
Umumnya untuk pelumasan motor bakar torak menggunakan pelumas cair karena  mudah disirkulasikan.Minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida pedinginan, pembersih dan perapat.
      Besarnya gesekan dapat diperkecil dengan menggunakan pelumas yang funsinya memisahkan dua permukaan yang bersetuhan. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak ada gerakan dinamis tanpa gesekan, karena tidaklah mudah untuk memperoleh pemisahan yang sempurna. Lagi pula gesekan terjadi juga pada permukaan yang dilumasi itu yang disebabkan oleh adanya tegangangeser pada pelumas itu.

3.     Klasifikasi Minyak Pelumas
Dipakai standar American Petroleum Institute (API) Service. American Petroleum Institute adalah sebuah lembaga resmi di Amerika Serikat yang diakui di seluruh dunia, yang membuat kategori pelumas sesuai dengan kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin ditandai dengan huruf S sedangkan untuk mesin diesel (berbahan bakar solar) ditandai dengan huruf C. Klasifikasi sesuai dengan tingkat kemampuan pelumas dimulai dari yang terendah adalah:
     · untuk Mesin Bensin : SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ dan SL
· untuk Mesin Diesel : CA, CB, CC, CD, CE, CF-4, CH-4 dan CI-4
Pelumas yang memenuhi standar mutu ditandai dengan pencantuman kata “API Service”, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh : Pennzoil GT Performance Plus, API Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari SJ. Pelumas dengan API Service SJ lebih baik dari API Service SH, demikian seterusnya, yang berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas dengan API Service CH-4 lebih baik kemampuan kerjanya dari pelumas API Service CF-4. Oleh pembuat mesin, setiap kendaraan sudah ditentukan spesifikasi apa yang harus digunakan, yang tercantum dalam buku manual. Menggunakan pelumas yang spesifikasinya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pembuat mesin, tidak jadi masalah. Tetapi sangat tidak disarankan menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih rendah dari yang ditentukan karena akan berakibat kurang baik pada mesin.
Berikut ini adalah jenis-jenis aditif yang biasa digunakan.
a.       Deterjen
Merupakan aditif dalam bentuk ikatan kimia yang memberikan kemampuan mengurangi timbulnya deposit dari ruang bakar maupun dari bagian mesin lainnya. Minyak pelumas yang diberi aditif ini bekerja untuk mesin yang beroperasi pada temperatur tinggi. Jenis-jenis diterjen yang digunakan adalah sulfonat, fosfonat, dan fenat.




b.      Dispersan
Aditif yang bekerja pada temperatur rendah yang berfungsi untuk menghalangi terbentuknya lumpur atau deposit di dalam ruang mesin. Aditif ini cocok untuk digunakan pada mesin-mesin mobil kendaraan pribadi yang sering berhenti dan berjalan.
c.       Antioksidan
Karena lingkungan kerja minyak pelumas sering berhubungan (kontak) dengan udara luar pada temperatur dan kondisi kerja tinggi. Minyak pelumas juga kontak dengan logam atau bahan kimia yang bersifat sebagai katalisator oksidasi. Karena hal diatas minyak pelumas akan mengalami sederetan reaksi oksidasi yang dapat menurunkan visikositas minyak pelumas. Untuk itu antioksidan diberikan kedalam minyak pelumas untuk mengurangi peroksida. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah sulfida, fosfit, disulfida, selenida dan zink ditiofosfat.
d.      Pelindung Korosi
Berfungsi untuk melindungi bahan-bahan non logam yang mudah terkena korosi dalam mesin. Terutama bantalan yang perlu tahan terhadap kontaminasi asam dari minyak peluas. Kontaminasi ini terjadi sebagai hasil oksidasi minyak pelumas dan hasil pembakaran bahan bakar yang merembes melalui cincin piston.Jadi dapat dijelaskan bahwa, problem yang bisa muncul akibat kerusakan atau menurunnya fungsi pelumasan terhadap komponen mesin adalah terjadi keausan pada piston, dinding silinder, bantalan dan lain-lainnya, juga dapat menimbulkan korosi akibat adanya endapan-endapan pada tangki bahan bakar, hal terjadi akibat hasil pembakaran yang kurang sempurna.

4.    Macam dan jenis minyak pelumas dapat digolongkan berdasarkan Standar asosiasi,Standar pabrik, Peringkat (grade),Penggunaanya


a. Standar Asosiasi Minyak Pelumas.
Untuk memudahkan pengelolaan dan standarisasinya,
perkumpualan ahli teknik ( Society Automotive Engineer) pada tahun 1912 mulai menstandarkan dan mengklasifikasikan minyak pelumas tersebut, sehingga menjadi minyak pelumas dengan klasifikasi SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 50 dan lain sebagainya.
   Klasifikasi ini didasarkan atas harga viskositas pada 400 C. Minyak pelumas SAE 20 dapat diartikan sebagai minyak pelumas yang pada temperatur  400 C viskositas kinematiknya 20 cSt.
Institut Perminyakan Amerika atau American Institute of Petrolium (API), juga membuat standardisasi minyak pelumas. API mengklasifikasikan minyak pelumas didasarkan atas penggunaan dan beban. Untuk motor bensin diberi kode S, dan selanjutnya diberi kode beban dengan huruf A, B, C, D, E, dan F. Huruf-huruf ini menunjukan pengelompokan beban, misalnya minyak pelumas dengan kode :
1. SA dan SB, untuk motor bensin beban ringan dan daya rendah
2. SC dan SD, untuk motor bensin dengan beban dan daya menengah
3. SE dan SF, untuk motor bensin beban berat dan daya tinggiMinyak pelumas untuk motor diesel, diberi kode C, kemudiaan dilanjutkan dengan huruf A, B, C, D dan E yang merupakan tingkat beban. Sebagai contoh :
4. CA, untuk motor diesel beban ringan dan daya rendah
5. CB dan CC, untuk motor diesel beban dan daya menengah
6. CD dan CE, untuk motor diesel beban berat dan daya tinggi (yang menggunakan tuobo charger) Minyak pelumas roda gigi, diberi kode GL, dan diikuti bilangan yang menunjukkan tingkat beban, misalnya minyak pelumas roda gigi gardan GL-5, roda gigi persneleng GL-4.


   b. Minyak Pelumas Standar Pabrik        
Jenis dan macam minyak pelumas berdasarkan markah dagang atau standar pabriksangat banyak. Minyak pelumas tersebut walaupun berbeda-beda markah dagangnya, ada beberapa jenis minyak pelumas yang memiliki standar yang sam.
Minyak pelumas yang beredar dimasyarakat antara lain Mesran, Meditran, Omega, Tellus, Chevron, Rottela, Tonna, Turbo, Megalub, Exxon, Titan, pensoil, SPC, Duralube, Idematsu dan lain sebagainya. Pada setiap minyak pelumas disamping dicamtumkan standar pabrik, juga dicamtumkan standar SAE,API dan kadang-kadang standar militer. Misalnya minyak pelumas mesin Megasint 1000, minyak pelumas ini ekuivalen dengan SAE 15W-50. Mesran Prima SAE 20W-50 ekuivalen dengan API SG/CD, Mesran F-1 SAE 5W-50 ekuivalen dengan API CC-SE
    c. Peringkat Minyak Pelumas
Berdasrkan peringkatnya, minyak pelumas digolongkan menjadi : Minyak pelumas tingkat tunggal (mono grade), Minyak pelumas peringkat ganda (multy grade) Minyak pelumas tingkat tunggal (mono grade) adalah minyak pelumas yang memiliki karakteristik viskositas tunggal. Minyak pelumas tipe ini dipergunakan pada peralatan atau mesin yang rentang temperatur lingkungan operasi relatif sempit. Contah minyak pelumas yang mono grade antara lain minyak pelumas yangkualifikasinya SAE 10 W,SAE 20, SAE 30, SAE 40 dan lain-lainnya.
Minya pelumas SAE 10 W, digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari  -20 0C  hingga  100C. Minyak pelumas SAE 30, digunakan pada temperatur ligkungan opersai dari 00C  hingga  400Cminyak pelumas SAE 40, digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari 50 C sampai dengan 500 C
Minyak pelumas peringkat ganda (multy grade), merupakan minyak pelumas yang memiliki karakteristik viskositas ganda. Minyak pelumas ini dipergunakan pada peralatan atau mesin yang rentang temperatur operasi linkungan relatif lebar. Minyak pelumas yang memiliki peringakat ganda antara lain minyak pelumas  SAE 10W-30, SAE 15W-40, SAE 20W-50 dan lain sebagainya.
Spesifikasi pertama menunjukan karakteristiknya pada tempeatur rendah (-150 C), sedang spesifikasi kedua menunjukkan karakteristiknya pada suhu tinggi (1000 C). Minyak pelumas SAE 20W-50 pada suhu -150 C berfungsi sebagai minyak pelumas SAE 20W, W artinya pemakaian pada musim dingin (winter service), sedang pada suhu tinggi (1000) berfungsi sebagai minyak pelumas SAE 50.
Minyak pelumas SAE 10W-30 digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari –200 C  hingga  400 C. minyak pelumas SAE 115W-40, digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari –15 0C hingga 500 C.
d. Penggunaan Minyak Pelumas
Berdasarkan penggunaannya, minyak pelumas  digolongkan menjadi: Minyak pelumas mesin, Minyak pelumas transmisi,Minyak hidrolik,Minyak trnsformen dan Minyak potong.
Minyak pelumas mesin, minyak pelumas yang digunakan untuk   melumasi bagian mesin yang bergerak satu sama lain didalam mesin itu sendiri. Misalnya pada motor diesel, pelumasan dimulai dari pompa oli melalui  fiter oli menuju piston, mekanisme katup,bantalan poros engkol,bantalan batang torak kemudian oli kembali kekarter. Oli mesin yang dipakai sesuai dengan spesifikasi motor diesel menurut klasifikasi API CA, CB, CD, CE dan CC
Untuk transmisi, diperlukan minyak pelumas yang viskositasnya cukup tinggi, karena menerima beban berat. Setiap minyak transmisi memerlukan minyak pelumas yang berbeda menurut rekomendasi dari pabrik. Untuk transmisi roda gigi dan difrensial kendaraan roda empat dapat digunakan minyak pelumas SAE 90 atau SAE 75 W-85, atau menggunakan minyak pelumas dengan klasifikasi API GL4 dan GL-5. Peralatan hidrolik memerlukan minyak pelumas yang stabil, bersih, tahan korosi dan tidak terlalu kental. Penggunaan minyak hidrolik disesuaikan menurut rekomendasi pabrik peralatan tersebut. Untuk peralatan hidrolik yang menggunakan standar  ISO dapat digunakan ISO VG 5, ISO VG 10, ISO VG 15 atau dapat menggunakan Hydo 10W. Untuk minyak rem pada kendaraan dapat digunakan minyak rem SAE J1703  atau DOT 3.
Minyak pelumas transformer digunakan secara khusus untuk mendinginkan peralatan atau mesin. Minyak transformer antara lain UNIVOLT 80 atau UNIVOLT 52.
Minyak pelumas yang dicampur dengan air dapat digunakansebagai pendingin dan sekaligus sebagai pencwegah korosi pada alat potong.. Minyak potong atau minyak pendingin untuk mesin perkakas dapat dibuat sendiri dengan mencampur 1 liter minyak pelumas dengan 25 liter air. Minyak pelumas buatan Shell  yang dapat digunakan sebagai campura yaitu Shell dromus D.

    4. Teknik Pelumasan
            Untuk mencegah atau mengurangi keausan diperlukan pelumasan yang baik. Berdasarkan zat pelumas, pelumasan dibedakan menjadi :
            Pelumas yang berbentuk cair disebut oli, sedangkan pelumas yang sangat kental seperti pasta disebut gemuk. Gemuk bahan dasarnya adalah cair, kemudian dicampur dengan zat lain higga menjadi kental seperti pasta.
            Jenis gemuk yang ada dipasaran antara lain Gemuk Pertamina SG-NL (serba guna non leaded), 2-NL, 3 –NL, EP 1-NL (extreme Preasure non leaded), EP2-NL, TS-2 dan lain-lainnya.
            Gemuk SG-NL adalah jenis gemuk lumas yang digunakan untuk bantalan kendaraan yang sifatnya serba guna. Gemuk 2,3 –NL gemuk lumas untuk industri dan dianjurkan untuk bantalan peluru atau rol dengan temperatur kerja sampai 1210 C dan tidak dianjurkan untuk pabrik makanan. Gemuk EP 1-NL dan EP 2-NL digunakan untuk mesin industri dengan beban sedang sampai berat, dapat digunakan pada temperatur kerja 1070 C dan juga tidak dianjurkan untuk mesin pabrik makanan.

       5. Metode Penyaluran Minyak Pelumasan
  Sistem atau cara pelumasan dapat dibedakan menjadi, pelumasan  manual, percik dan tekan.Yang termasuk pelumasan manual yakni:
·         Pelumasan manual adalah pelumasan yang dilakukan dengan tangan dan menggunakan kuas atau lap. Misalnya pelumasan pada poros luncur..
·         Pelumasan semprot yaitu pelumasn manual yang menggunakan
            pelumasan dalam tabung bertekanan. Misalnya pelumasan pada rantai terbuka.
·         Pelumasan dengan pistol gemuk adalah pelumasan yang dilakukan dengan menggunakan pompa gemuk yang digerakkan dengan tangan. Karena tekanan gemuk masuk melalui nipel.
·          Pada pelumasan mangkok gemuk, gemuk disimpan pada sebuah mangkok yang   tertutup dan berulir. Untuk memasukkan gemuk, dilakukan dengan memutar tutup sehingga gemuk masuk melalui lubang nipel.
·         Pelumasan tetes yaitu pelumasan yang terjadi karena tetesan pelumas yang terus menerus melalui pipa yang dapat diatur besar kecilnya aliran pelumas. Tetesan terjadi karena percepatan gravitasi.
·         Sumbu yaitu pelumasan yang perinsipnya seperti pada kompor minyak tanah.
     Pelumasannya berlangsung secara terus menerus selama mangkok tidak kosong.
·         Pelumasan celup atau pelumasan bak oli yaitu pelumasn komponen mesin dengan cara merendam sebagian dari komponen tersebut kedalam bak pelumas. Ketika komponen bergerak maka oli akan terbawa keatas sekaligus melumasi komponen yang lain.
·          Pelumasan percikan adalah pelumasan komponen mesin karena percikan oli yang disebabkan oleh komponen itu sendiri dan juga melalui komponen lain yang ada diatasnya.
·         Pelumasan pompa mekanik yaitu pelumasan dimana pelumasan disemprotkan melalui pipa kecil ke komponen dengan memampatkan tekanan periodic dari nok (cam)
·         Pelumasan kabut, pelumasan yang dilakukan dengan cara pengabutan. Pelumasan ini terutama digunakan untuk melumasi alat-alat yang dilalui udara bertekanan, misalnya pada alat-alat pneumatic.
·         Pelumasan sendiri adalah pelumasan dengan pelumasan gemuk yang diberikan pada saat alat itu dibuat, dan pelumasan berlangsung sampai umur pakai alat habis atau rusak. Pelumasan ini biasanya dipakai pada bantalan gelinding.
·         Pelumasan sirkulasi yaitu pelumasan dengan menggunakan pompa oli untuk mendistribusikan pelumas secara merata dan terus menerus. Pelumasan yang demikian dapat menyerap panas, membersihkan dan membawa kontaminan secara epektif dan diendapkan ditangki.








Daftar Pustaka




Pendahuluan

                    Sistem Pelumasan Mesin adalah suatu sistem yang bertujuan memberikan lapisan film (oil film) untuk mencegah kontak langsung pada komponen-komponen yang bergesekan.
Dari segi kegunaan, ada pelumas sangat kental seperti gel yang biasa disebut grease alias gemuk. Begitu kentalnya, gemuk akan menempel terus pada komponen yang dilumasi dan tidak akan menetes, sehingga cocok untuk komponen-komponen terbuka seperti engsel pintu, sendi-sendi batang kemudi (tie rod), lengan suspensi, dsb. Untuk melumasi komponen yang sifatnya presisi, dan rumit seperti mesin, transmisi, dan gardan (diferensial), diperlukan pelumas yang lebih encer ketimbang gemuk. Pelumas encer yang akrab disebut oli ini dapat bergerak luwes melalui permukaan komponen yang saling bergesekan. Selain itu kondisi yang lebih encer ini memastikan setiap permukaan logam tertutup pelumas.
Oli untuk mesin lebih encer daripada yang digunakan pada roda gigi (transmisi, gardan). Ini dimaksudkan agar pelumas dapat disirkulasikan melalui saluran-saluran kecil dan sempit dalam mesin dengan lancar. Sedangkan pada roda gigi, pelumas disirkulasikan dengan bantuan putaran roda gigi itu sendiri. Dengan tingkat kekentalan tinggi pelumas terangkat oleh gerigi roda, dan pelumas yang kental dapat meredam suara gesekan lebih baik. Jadi untuk membedakan pelumas mesin dan pelumas roda gigi, dapat dilihat dari kekentalanya. Atau, dilihat dari label kemasannya, Engine Oil atau Gear Oil.
Dari semua jenis pelumas tersebut diatas, pelumas mesinlah yang paling penting lantaran di dalam mesin terjadi berbagai macam gerakan yang memerlukan pelicin supaya tidak mudah aus. Karena kerja pelumas pada mesin lebih berat, maka penggantiannya pun lebih sering dibandingkan dengan pelumas lainnya.




A.  Prinsip Pelumasan
Tidak bisa dipungkiri – pelumas – atau yang lebih popular disebut oli – merupakan bagian tak terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan tidak akan bisa bekerja. Pada manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin.
https://i1.wp.com/yudiworld.com/wp-content/uang%20pelumas.jpg
Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling sederhana adalah untuk mengatasi gesekan. Dua permukaan logam yang bergerak satu sama lain mempunyai gesekan. Fungsi pelumas adalah “memisahkan” dua permukaan logam yang saling bergesekan itu agar keausan dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, bisa dibayangkan apa jadinya. Mesin bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara menyalurkan panas akibat gesekan dan pembakaran. Selain itu juga berfungsi untuk membersihkan mesin dengan cara mengangkut kotoran dan elemen logam yang nantinya akan “dititipkan” di filter oli setiap sirkulasi. Fungsi lain dari pelumas yang tidak kalah penting adalah untuk memaksimumkan kompresi dan mempertahankan tekanan. Jika tekanan yang hilang terlalu besar pembentukan seal (lapisan pelumas) yang tidak baik, mesin akan kehilangan tenaga sehingga konsumsi bahan bakar meningkat – yang berarti pemborosan biaya. Begitu vitalnya pelumas bagi kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri sehingga memacu para ahli untuk tak hentinya berusaha menciptakan formula yang dapat menghasilkan suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk mengurangi gesekan pada bantalan roda gerobak atau kereta pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini – sejak ditemukannya minyak bumi, perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat ini yang menuntut kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas tampung minyak pelumas di dalam mesin lebih kecil, temperatur operasi lebih tinggi dan juga menuntut interval pergantian pelumas yang lebih lama.


B.  Uraian Materi

1.    Pelumas Untuk Mesin Industri

Untuk mendapatkan perlindungan yang maksimal dan memuaskan di dalam sistem pelumasan mesin,  maka mutlak diperlukan selektifitas pemilihan sebelum penggunaan pelumas, yaitu menentukan jenis pelumas yang tepat untuk mesin dan peralatan yang akan dilumasi.
Kami tidak hanya menjual minyak pelumas, tetapi kami juga melayani konsultasi, diskusi, training dan problem solving seputar teknis pelumas dan pelumasan.
Berbagai jenis minyak pelumas untuk keperluan mesin-mesin industri tekstil, industri farmasi, industri logam, industri makanan/minuman, dan berbagai kebutuhan mesin lainnya, yang dapat kami persembahkan kepada para pelanggan antara :
  • Hydraulic Oil (Pelumas Hidrolik, berbahan dasar minyak mineral, sintetik dan water glycol)
  • Compressor Oil (Pelumas Kompressor Udara, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
  • Industrial Gear Oil (Pelumas Roda Gigi, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
  • Automotive Gear Oil (Pelumas Roda Gigi Untuk Kendaraan, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
  • Diesel Engine Oil (Pelumas Mesin Diesel, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
  • Gasoline Engine Oil (Pelumas Mesin Bensin, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
  • High Temperature Grease (Minyak Gemuk Untuk Aplikasi Temperatur Tinggi)
  • EP Grease (Minyak Gemuk Untuk Kondisi beban kejut tinggi/Extreme Pressure)
  • Multi Purpose Grease ((Minyak Gemuk Serba Guna)
  • Chassis Grease (Minyak Gemuk Untuk Chassis kendaraan)
  • Moly Grease (Minyak Gemuk Dengan Molybdenum Disulfat, banyak digunakan untuk alat2 berat dan kondisi  beban kejut tinggi)

2.     Minyak Pelumasan
      Apa bila terjadi gerakan relatip antara dua benda yang saling  bersentuhan maka terjadilah gesekan antara dua benda tersebut. Terjadinya gesekan menyebabkan keausan pada permukaan kedua benda tersebut. Disamping itu terjadinya gesekan akan menyebakan daya yang dihasilkan oleh motor semakin banyak yang hilang.
Maka untuk mengurangi gesekan yang terjadi dapat digunakan minyak pelumas yang fungsinya untuk memisahkan dua permukaan yang saling bersentuhan dengan cara membentuk lapisan minyak (oil film).
Umumnya untuk pelumasan motor bakar torak menggunakan pelumas cair karena  mudah disirkulasikan.Minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida pedinginan, pembersih dan perapat.
      Besarnya gesekan dapat diperkecil dengan menggunakan pelumas yang funsinya memisahkan dua permukaan yang bersetuhan. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak ada gerakan dinamis tanpa gesekan, karena tidaklah mudah untuk memperoleh pemisahan yang sempurna. Lagi pula gesekan terjadi juga pada permukaan yang dilumasi itu yang disebabkan oleh adanya tegangangeser pada pelumas itu.

3.     Klasifikasi Minyak Pelumas
Dipakai standar American Petroleum Institute (API) Service. American Petroleum Institute adalah sebuah lembaga resmi di Amerika Serikat yang diakui di seluruh dunia, yang membuat kategori pelumas sesuai dengan kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin ditandai dengan huruf S sedangkan untuk mesin diesel (berbahan bakar solar) ditandai dengan huruf C. Klasifikasi sesuai dengan tingkat kemampuan pelumas dimulai dari yang terendah adalah:
     · untuk Mesin Bensin : SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ dan SL
· untuk Mesin Diesel : CA, CB, CC, CD, CE, CF-4, CH-4 dan CI-4
Pelumas yang memenuhi standar mutu ditandai dengan pencantuman kata “API Service”, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh : Pennzoil GT Performance Plus, API Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari SJ. Pelumas dengan API Service SJ lebih baik dari API Service SH, demikian seterusnya, yang berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas dengan API Service CH-4 lebih baik kemampuan kerjanya dari pelumas API Service CF-4. Oleh pembuat mesin, setiap kendaraan sudah ditentukan spesifikasi apa yang harus digunakan, yang tercantum dalam buku manual. Menggunakan pelumas yang spesifikasinya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pembuat mesin, tidak jadi masalah. Tetapi sangat tidak disarankan menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih rendah dari yang ditentukan karena akan berakibat kurang baik pada mesin.
Berikut ini adalah jenis-jenis aditif yang biasa digunakan.
a.       Deterjen
Merupakan aditif dalam bentuk ikatan kimia yang memberikan kemampuan mengurangi timbulnya deposit dari ruang bakar maupun dari bagian mesin lainnya. Minyak pelumas yang diberi aditif ini bekerja untuk mesin yang beroperasi pada temperatur tinggi. Jenis-jenis diterjen yang digunakan adalah sulfonat, fosfonat, dan fenat.




b.      Dispersan
Aditif yang bekerja pada temperatur rendah yang berfungsi untuk menghalangi terbentuknya lumpur atau deposit di dalam ruang mesin. Aditif ini cocok untuk digunakan pada mesin-mesin mobil kendaraan pribadi yang sering berhenti dan berjalan.
c.       Antioksidan
Karena lingkungan kerja minyak pelumas sering berhubungan (kontak) dengan udara luar pada temperatur dan kondisi kerja tinggi. Minyak pelumas juga kontak dengan logam atau bahan kimia yang bersifat sebagai katalisator oksidasi. Karena hal diatas minyak pelumas akan mengalami sederetan reaksi oksidasi yang dapat menurunkan visikositas minyak pelumas. Untuk itu antioksidan diberikan kedalam minyak pelumas untuk mengurangi peroksida. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah sulfida, fosfit, disulfida, selenida dan zink ditiofosfat.
d.      Pelindung Korosi
Berfungsi untuk melindungi bahan-bahan non logam yang mudah terkena korosi dalam mesin. Terutama bantalan yang perlu tahan terhadap kontaminasi asam dari minyak peluas. Kontaminasi ini terjadi sebagai hasil oksidasi minyak pelumas dan hasil pembakaran bahan bakar yang merembes melalui cincin piston.Jadi dapat dijelaskan bahwa, problem yang bisa muncul akibat kerusakan atau menurunnya fungsi pelumasan terhadap komponen mesin adalah terjadi keausan pada piston, dinding silinder, bantalan dan lain-lainnya, juga dapat menimbulkan korosi akibat adanya endapan-endapan pada tangki bahan bakar, hal terjadi akibat hasil pembakaran yang kurang sempurna.

4.    Macam dan jenis minyak pelumas dapat digolongkan berdasarkan Standar asosiasi,Standar pabrik, Peringkat (grade),Penggunaanya


a. Standar Asosiasi Minyak Pelumas.
Untuk memudahkan pengelolaan dan standarisasinya,
perkumpualan ahli teknik ( Society Automotive Engineer) pada tahun 1912 mulai menstandarkan dan mengklasifikasikan minyak pelumas tersebut, sehingga menjadi minyak pelumas dengan klasifikasi SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 50 dan lain sebagainya.
   Klasifikasi ini didasarkan atas harga viskositas pada 400 C. Minyak pelumas SAE 20 dapat diartikan sebagai minyak pelumas yang pada temperatur  400 C viskositas kinematiknya 20 cSt.
Institut Perminyakan Amerika atau American Institute of Petrolium (API), juga membuat standardisasi minyak pelumas. API mengklasifikasikan minyak pelumas didasarkan atas penggunaan dan beban. Untuk motor bensin diberi kode S, dan selanjutnya diberi kode beban dengan huruf A, B, C, D, E, dan F. Huruf-huruf ini menunjukan pengelompokan beban, misalnya minyak pelumas dengan kode :
1. SA dan SB, untuk motor bensin beban ringan dan daya rendah
2. SC dan SD, untuk motor bensin dengan beban dan daya menengah
3. SE dan SF, untuk motor bensin beban berat dan daya tinggiMinyak pelumas untuk motor diesel, diberi kode C, kemudiaan dilanjutkan dengan huruf A, B, C, D dan E yang merupakan tingkat beban. Sebagai contoh :
4. CA, untuk motor diesel beban ringan dan daya rendah
5. CB dan CC, untuk motor diesel beban dan daya menengah
6. CD dan CE, untuk motor diesel beban berat dan daya tinggi (yang menggunakan tuobo charger) Minyak pelumas roda gigi, diberi kode GL, dan diikuti bilangan yang menunjukkan tingkat beban, misalnya minyak pelumas roda gigi gardan GL-5, roda gigi persneleng GL-4.


   b. Minyak Pelumas Standar Pabrik        
Jenis dan macam minyak pelumas berdasarkan markah dagang atau standar pabriksangat banyak. Minyak pelumas tersebut walaupun berbeda-beda markah dagangnya, ada beberapa jenis minyak pelumas yang memiliki standar yang sam.
Minyak pelumas yang beredar dimasyarakat antara lain Mesran, Meditran, Omega, Tellus, Chevron, Rottela, Tonna, Turbo, Megalub, Exxon, Titan, pensoil, SPC, Duralube, Idematsu dan lain sebagainya. Pada setiap minyak pelumas disamping dicamtumkan standar pabrik, juga dicamtumkan standar SAE,API dan kadang-kadang standar militer. Misalnya minyak pelumas mesin Megasint 1000, minyak pelumas ini ekuivalen dengan SAE 15W-50. Mesran Prima SAE 20W-50 ekuivalen dengan API SG/CD, Mesran F-1 SAE 5W-50 ekuivalen dengan API CC-SE
    c. Peringkat Minyak Pelumas
Berdasrkan peringkatnya, minyak pelumas digolongkan menjadi : Minyak pelumas tingkat tunggal (mono grade), Minyak pelumas peringkat ganda (multy grade) Minyak pelumas tingkat tunggal (mono grade) adalah minyak pelumas yang memiliki karakteristik viskositas tunggal. Minyak pelumas tipe ini dipergunakan pada peralatan atau mesin yang rentang temperatur lingkungan operasi relatif sempit. Contah minyak pelumas yang mono grade antara lain minyak pelumas yangkualifikasinya SAE 10 W,SAE 20, SAE 30, SAE 40 dan lain-lainnya.
Minya pelumas SAE 10 W, digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari  -20 0C  hingga  100C. Minyak pelumas SAE 30, digunakan pada temperatur ligkungan opersai dari 00C  hingga  400Cminyak pelumas SAE 40, digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari 50 C sampai dengan 500 C
Minyak pelumas peringkat ganda (multy grade), merupakan minyak pelumas yang memiliki karakteristik viskositas ganda. Minyak pelumas ini dipergunakan pada peralatan atau mesin yang rentang temperatur operasi linkungan relatif lebar. Minyak pelumas yang memiliki peringakat ganda antara lain minyak pelumas  SAE 10W-30, SAE 15W-40, SAE 20W-50 dan lain sebagainya.
Spesifikasi pertama menunjukan karakteristiknya pada tempeatur rendah (-150 C), sedang spesifikasi kedua menunjukkan karakteristiknya pada suhu tinggi (1000 C). Minyak pelumas SAE 20W-50 pada suhu -150 C berfungsi sebagai minyak pelumas SAE 20W, W artinya pemakaian pada musim dingin (winter service), sedang pada suhu tinggi (1000) berfungsi sebagai minyak pelumas SAE 50.
Minyak pelumas SAE 10W-30 digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari –200 C  hingga  400 C. minyak pelumas SAE 115W-40, digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari –15 0C hingga 500 C.
d. Penggunaan Minyak Pelumas
Berdasarkan penggunaannya, minyak pelumas  digolongkan menjadi: Minyak pelumas mesin, Minyak pelumas transmisi,Minyak hidrolik,Minyak trnsformen dan Minyak potong.
Minyak pelumas mesin, minyak pelumas yang digunakan untuk   melumasi bagian mesin yang bergerak satu sama lain didalam mesin itu sendiri. Misalnya pada motor diesel, pelumasan dimulai dari pompa oli melalui  fiter oli menuju piston, mekanisme katup,bantalan poros engkol,bantalan batang torak kemudian oli kembali kekarter. Oli mesin yang dipakai sesuai dengan spesifikasi motor diesel menurut klasifikasi API CA, CB, CD, CE dan CC
Untuk transmisi, diperlukan minyak pelumas yang viskositasnya cukup tinggi, karena menerima beban berat. Setiap minyak transmisi memerlukan minyak pelumas yang berbeda menurut rekomendasi dari pabrik. Untuk transmisi roda gigi dan difrensial kendaraan roda empat dapat digunakan minyak pelumas SAE 90 atau SAE 75 W-85, atau menggunakan minyak pelumas dengan klasifikasi API GL4 dan GL-5. Peralatan hidrolik memerlukan minyak pelumas yang stabil, bersih, tahan korosi dan tidak terlalu kental. Penggunaan minyak hidrolik disesuaikan menurut rekomendasi pabrik peralatan tersebut. Untuk peralatan hidrolik yang menggunakan standar  ISO dapat digunakan ISO VG 5, ISO VG 10, ISO VG 15 atau dapat menggunakan Hydo 10W. Untuk minyak rem pada kendaraan dapat digunakan minyak rem SAE J1703  atau DOT 3.
Minyak pelumas transformer digunakan secara khusus untuk mendinginkan peralatan atau mesin. Minyak transformer antara lain UNIVOLT 80 atau UNIVOLT 52.
Minyak pelumas yang dicampur dengan air dapat digunakansebagai pendingin dan sekaligus sebagai pencwegah korosi pada alat potong.. Minyak potong atau minyak pendingin untuk mesin perkakas dapat dibuat sendiri dengan mencampur 1 liter minyak pelumas dengan 25 liter air. Minyak pelumas buatan Shell  yang dapat digunakan sebagai campura yaitu Shell dromus D.

    4. Teknik Pelumasan
            Untuk mencegah atau mengurangi keausan diperlukan pelumasan yang baik. Berdasarkan zat pelumas, pelumasan dibedakan menjadi :
            Pelumas yang berbentuk cair disebut oli, sedangkan pelumas yang sangat kental seperti pasta disebut gemuk. Gemuk bahan dasarnya adalah cair, kemudian dicampur dengan zat lain higga menjadi kental seperti pasta.
            Jenis gemuk yang ada dipasaran antara lain Gemuk Pertamina SG-NL (serba guna non leaded), 2-NL, 3 –NL, EP 1-NL (extreme Preasure non leaded), EP2-NL, TS-2 dan lain-lainnya.
            Gemuk SG-NL adalah jenis gemuk lumas yang digunakan untuk bantalan kendaraan yang sifatnya serba guna. Gemuk 2,3 –NL gemuk lumas untuk industri dan dianjurkan untuk bantalan peluru atau rol dengan temperatur kerja sampai 1210 C dan tidak dianjurkan untuk pabrik makanan. Gemuk EP 1-NL dan EP 2-NL digunakan untuk mesin industri dengan beban sedang sampai berat, dapat digunakan pada temperatur kerja 1070 C dan juga tidak dianjurkan untuk mesin pabrik makanan.

       5. Metode Penyaluran Minyak Pelumasan
  Sistem atau cara pelumasan dapat dibedakan menjadi, pelumasan  manual, percik dan tekan.Yang termasuk pelumasan manual yakni:
·         Pelumasan manual adalah pelumasan yang dilakukan dengan tangan dan menggunakan kuas atau lap. Misalnya pelumasan pada poros luncur..
·         Pelumasan semprot yaitu pelumasn manual yang menggunakan
            pelumasan dalam tabung bertekanan. Misalnya pelumasan pada rantai terbuka.
·         Pelumasan dengan pistol gemuk adalah pelumasan yang dilakukan dengan menggunakan pompa gemuk yang digerakkan dengan tangan. Karena tekanan gemuk masuk melalui nipel.
·          Pada pelumasan mangkok gemuk, gemuk disimpan pada sebuah mangkok yang   tertutup dan berulir. Untuk memasukkan gemuk, dilakukan dengan memutar tutup sehingga gemuk masuk melalui lubang nipel.
·         Pelumasan tetes yaitu pelumasan yang terjadi karena tetesan pelumas yang terus menerus melalui pipa yang dapat diatur besar kecilnya aliran pelumas. Tetesan terjadi karena percepatan gravitasi.
·         Sumbu yaitu pelumasan yang perinsipnya seperti pada kompor minyak tanah.
     Pelumasannya berlangsung secara terus menerus selama mangkok tidak kosong.
·         Pelumasan celup atau pelumasan bak oli yaitu pelumasn komponen mesin dengan cara merendam sebagian dari komponen tersebut kedalam bak pelumas. Ketika komponen bergerak maka oli akan terbawa keatas sekaligus melumasi komponen yang lain.
·          Pelumasan percikan adalah pelumasan komponen mesin karena percikan oli yang disebabkan oleh komponen itu sendiri dan juga melalui komponen lain yang ada diatasnya.
·         Pelumasan pompa mekanik yaitu pelumasan dimana pelumasan disemprotkan melalui pipa kecil ke komponen dengan memampatkan tekanan periodic dari nok (cam)
·         Pelumasan kabut, pelumasan yang dilakukan dengan cara pengabutan. Pelumasan ini terutama digunakan untuk melumasi alat-alat yang dilalui udara bertekanan, misalnya pada alat-alat pneumatic.
·         Pelumasan sendiri adalah pelumasan dengan pelumasan gemuk yang diberikan pada saat alat itu dibuat, dan pelumasan berlangsung sampai umur pakai alat habis atau rusak. Pelumasan ini biasanya dipakai pada bantalan gelinding.
·         Pelumasan sirkulasi yaitu pelumasan dengan menggunakan pompa oli untuk mendistribusikan pelumas secara merata dan terus menerus. Pelumasan yang demikian dapat menyerap panas, membersihkan dan membawa kontaminan secara epektif dan diendapkan ditangki.








Daftar Pustaka


2 komentar:

  1. Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller dan waste water treatment ,oli industri dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
    HP:081310849918

    BalasHapus
  2. Artikel bagus, Pernahkah Anda mendengar LFDS (Le_Meridian Funding Service, Email: lfdsloans@outlook.com --WhatsApp Contact: 1-9893943740--lfdsloans@lemeridianfds.com) adalah karena layanan pendanaan AS / Inggris mereka memberi saya pinjaman $ 95.000 untuk luncurkan bisnis saya dan saya telah membayar mereka setiap tahun selama dua tahun sekarang dan saya masih memiliki 2 tahun lagi walaupun saya senang bekerja dengan mereka karena mereka adalah Pemberi Pinjaman asli yang dapat memberi Anda segala jenis pinjaman.

    BalasHapus