Pendahuluan
Sistem Pelumasan Mesin adalah suatu sistem yang
bertujuan memberikan lapisan film (oil
film) untuk mencegah kontak langsung pada komponen-komponen yang
bergesekan.
Dari segi kegunaan, ada pelumas sangat kental seperti gel yang biasa
disebut grease alias gemuk. Begitu
kentalnya, gemuk akan menempel terus pada komponen yang dilumasi dan tidak akan
menetes, sehingga cocok untuk komponen-komponen terbuka seperti engsel pintu,
sendi-sendi batang kemudi (tie rod),
lengan suspensi, dsb. Untuk melumasi komponen yang sifatnya presisi, dan rumit
seperti mesin, transmisi, dan gardan (diferensial),
diperlukan pelumas yang lebih encer ketimbang gemuk. Pelumas encer yang akrab
disebut oli ini dapat bergerak luwes melalui permukaan komponen yang saling
bergesekan. Selain itu kondisi yang lebih encer ini memastikan setiap permukaan
logam tertutup pelumas.
Oli untuk mesin lebih encer daripada yang digunakan pada roda gigi
(transmisi, gardan). Ini dimaksudkan agar pelumas dapat disirkulasikan melalui
saluran-saluran kecil dan sempit dalam mesin dengan lancar. Sedangkan pada roda
gigi, pelumas disirkulasikan dengan bantuan putaran roda gigi itu sendiri.
Dengan tingkat kekentalan tinggi pelumas terangkat oleh gerigi roda, dan
pelumas yang kental dapat meredam suara gesekan lebih baik. Jadi untuk
membedakan pelumas mesin dan pelumas roda gigi, dapat dilihat dari
kekentalanya. Atau, dilihat dari label
kemasannya, Engine Oil atau Gear Oil.
Dari semua jenis pelumas tersebut diatas, pelumas mesinlah yang paling
penting lantaran di dalam mesin terjadi berbagai macam gerakan yang memerlukan
pelicin supaya tidak mudah aus. Karena kerja pelumas pada mesin lebih berat,
maka penggantiannya pun lebih sering dibandingkan dengan pelumas lainnya.
A. Prinsip
Pelumasan
Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling sederhana
adalah untuk mengatasi gesekan. Dua permukaan logam yang bergerak satu sama
lain mempunyai gesekan. Fungsi pelumas adalah “memisahkan” dua permukaan logam
yang saling bergesekan itu agar keausan dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan
pelumas, bisa dibayangkan apa jadinya. Mesin bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu
dengan cara menyalurkan panas akibat gesekan dan pembakaran. Selain itu juga
berfungsi untuk membersihkan mesin dengan cara mengangkut kotoran dan elemen
logam yang nantinya akan “dititipkan” di filter oli setiap sirkulasi. Fungsi lain
dari pelumas yang tidak kalah penting adalah untuk memaksimumkan kompresi dan
mempertahankan tekanan. Jika tekanan yang hilang terlalu besar pembentukan seal
(lapisan pelumas) yang tidak baik, mesin akan kehilangan tenaga sehingga
konsumsi bahan bakar meningkat – yang berarti pemborosan biaya. Begitu vitalnya
pelumas bagi kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri sehingga memacu para
ahli untuk tak hentinya berusaha menciptakan formula yang dapat menghasilkan
suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak
binatang untuk mengurangi gesekan pada bantalan roda gerobak atau kereta
pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini – sejak ditemukannya minyak
bumi, perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan
perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat ini yang menuntut
kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini menghasilkan
tenaga lebih besar, kapasitas tampung minyak pelumas di dalam mesin lebih
kecil, temperatur operasi lebih tinggi dan juga menuntut interval pergantian
pelumas yang lebih lama.
B. Uraian Materi
1. Pelumas Untuk Mesin Industri
Untuk mendapatkan perlindungan
yang maksimal dan memuaskan di dalam sistem pelumasan mesin, maka mutlak
diperlukan selektifitas pemilihan sebelum penggunaan pelumas, yaitu menentukan
jenis pelumas yang tepat untuk mesin dan peralatan yang akan dilumasi.
Kami tidak hanya menjual minyak pelumas, tetapi
kami juga melayani konsultasi, diskusi, training dan problem solving seputar
teknis pelumas dan pelumasan.
Berbagai jenis minyak pelumas untuk keperluan
mesin-mesin industri tekstil, industri farmasi, industri logam, industri
makanan/minuman, dan berbagai kebutuhan mesin lainnya, yang dapat kami
persembahkan kepada para pelanggan antara :
- Hydraulic Oil (Pelumas Hidrolik, berbahan dasar minyak mineral, sintetik dan water glycol)
- Compressor Oil (Pelumas Kompressor Udara, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
- Industrial Gear Oil (Pelumas Roda Gigi, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
- Automotive Gear Oil (Pelumas Roda Gigi Untuk Kendaraan, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
- Diesel Engine Oil (Pelumas Mesin Diesel, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
- Gasoline Engine Oil (Pelumas Mesin Bensin, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
- High Temperature Grease (Minyak Gemuk Untuk Aplikasi Temperatur Tinggi)
- EP Grease (Minyak Gemuk Untuk Kondisi beban kejut tinggi/Extreme Pressure)
- Multi Purpose Grease ((Minyak Gemuk Serba Guna)
- Chassis Grease (Minyak Gemuk Untuk Chassis kendaraan)
- Moly Grease (Minyak Gemuk Dengan Molybdenum Disulfat, banyak digunakan untuk alat2 berat dan kondisi beban kejut tinggi)
2.
Minyak Pelumasan
Apa bila terjadi gerakan relatip antara dua benda yang saling bersentuhan maka terjadilah gesekan antara
dua benda tersebut. Terjadinya gesekan menyebabkan keausan pada permukaan kedua
benda tersebut. Disamping itu terjadinya gesekan akan menyebakan daya yang
dihasilkan oleh motor semakin banyak yang hilang.
Maka untuk mengurangi gesekan
yang terjadi dapat digunakan minyak pelumas yang fungsinya untuk memisahkan dua
permukaan yang saling bersentuhan dengan cara membentuk lapisan minyak (oil film).
Umumnya
untuk pelumasan motor bakar torak menggunakan pelumas cair karena mudah disirkulasikan.Minyak pelumas juga
berfungsi sebagai fluida pedinginan, pembersih dan perapat.
Besarnya gesekan dapat diperkecil dengan menggunakan pelumas yang funsinya
memisahkan dua permukaan yang bersetuhan. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak
ada gerakan dinamis tanpa gesekan, karena tidaklah mudah untuk memperoleh
pemisahan yang sempurna. Lagi pula
gesekan terjadi juga pada permukaan yang dilumasi itu yang disebabkan oleh
adanya tegangangeser pada pelumas itu.
3.
Klasifikasi Minyak Pelumas
Dipakai standar American Petroleum
Institute (API) Service. American Petroleum Institute adalah sebuah lembaga
resmi di Amerika Serikat yang diakui di seluruh dunia, yang membuat kategori
pelumas sesuai dengan kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin
ditandai dengan huruf S sedangkan untuk mesin diesel (berbahan bakar solar)
ditandai dengan huruf C. Klasifikasi sesuai dengan tingkat kemampuan pelumas
dimulai dari yang terendah adalah:
· untuk Mesin Bensin : SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ dan SL
· untuk Mesin Diesel : CA, CB, CC, CD, CE, CF-4,
CH-4 dan CI-4
Pelumas yang memenuhi standar mutu ditandai dengan
pencantuman kata “API Service”, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh :
Pennzoil GT Performance Plus, API Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan
kerjanya dari SJ. Pelumas dengan API Service SJ lebih baik dari API Service SH,
demikian seterusnya, yang berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas dengan API
Service CH-4 lebih baik kemampuan kerjanya dari pelumas API Service CF-4. Oleh
pembuat mesin, setiap kendaraan sudah ditentukan spesifikasi apa yang harus
digunakan, yang tercantum dalam buku manual. Menggunakan pelumas yang
spesifikasinya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pembuat mesin, tidak jadi
masalah. Tetapi sangat tidak disarankan menggunakan pelumas dengan klasifikasi
lebih rendah dari yang ditentukan karena akan berakibat kurang baik pada mesin.
Berikut ini
adalah jenis-jenis aditif yang biasa digunakan.
a.
Deterjen
Merupakan
aditif dalam bentuk ikatan kimia yang memberikan kemampuan mengurangi timbulnya
deposit dari ruang bakar maupun dari bagian mesin lainnya. Minyak pelumas yang diberi aditif ini bekerja untuk mesin yang beroperasi
pada temperatur tinggi. Jenis-jenis diterjen yang digunakan adalah sulfonat,
fosfonat, dan fenat.
b.
Dispersan
Aditif yang
bekerja pada temperatur rendah yang berfungsi untuk menghalangi terbentuknya
lumpur atau deposit di dalam ruang mesin. Aditif ini cocok untuk digunakan pada
mesin-mesin mobil kendaraan pribadi yang sering berhenti dan berjalan.
c.
Antioksidan
Karena
lingkungan kerja minyak pelumas sering berhubungan (kontak) dengan udara luar
pada temperatur dan kondisi kerja tinggi. Minyak pelumas juga kontak dengan logam atau bahan kimia yang bersifat
sebagai katalisator oksidasi. Karena hal diatas minyak pelumas akan mengalami
sederetan reaksi oksidasi yang dapat menurunkan visikositas minyak pelumas.
Untuk itu antioksidan diberikan kedalam minyak pelumas untuk mengurangi
peroksida. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah sulfida, fosfit, disulfida,
selenida dan zink ditiofosfat.
d.
Pelindung
Korosi
Berfungsi
untuk melindungi bahan-bahan non logam yang mudah terkena korosi dalam mesin.
Terutama bantalan yang perlu tahan terhadap kontaminasi asam dari minyak
peluas. Kontaminasi ini terjadi sebagai hasil oksidasi minyak pelumas dan hasil
pembakaran bahan bakar yang merembes melalui cincin piston.Jadi dapat
dijelaskan bahwa, problem yang bisa muncul akibat kerusakan atau menurunnya
fungsi pelumasan terhadap komponen mesin adalah terjadi keausan pada piston,
dinding silinder, bantalan dan lain-lainnya, juga dapat menimbulkan korosi
akibat adanya endapan-endapan pada tangki bahan bakar, hal terjadi akibat hasil
pembakaran yang kurang sempurna.
4. Macam dan jenis
minyak pelumas dapat digolongkan berdasarkan Standar asosiasi,Standar pabrik, Peringkat (grade),Penggunaanya
a. Standar
Asosiasi Minyak Pelumas.
Untuk
memudahkan pengelolaan dan standarisasinya,
perkumpualan ahli teknik ( Society
Automotive Engineer) pada tahun 1912 mulai menstandarkan dan
mengklasifikasikan minyak pelumas tersebut, sehingga menjadi minyak pelumas
dengan klasifikasi SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 50 dan lain sebagainya.
Klasifikasi
ini didasarkan atas harga viskositas pada 400 C. Minyak pelumas SAE
20 dapat diartikan sebagai minyak pelumas yang pada temperatur 400 C viskositas kinematiknya 20
cSt.
Institut Perminyakan Amerika atau
American Institute of Petrolium (API), juga membuat standardisasi minyak
pelumas. API mengklasifikasikan minyak
pelumas didasarkan atas penggunaan dan beban. Untuk motor bensin diberi kode S,
dan selanjutnya diberi kode beban dengan huruf A, B, C, D, E, dan F.
Huruf-huruf ini menunjukan pengelompokan beban, misalnya minyak pelumas dengan
kode :
1. SA dan SB, untuk motor
bensin beban ringan dan daya rendah
2. SC dan SD, untuk motor
bensin dengan beban dan daya menengah
3. SE dan SF, untuk motor
bensin beban berat dan daya tinggiMinyak pelumas untuk motor diesel, diberi kode C, kemudiaan dilanjutkan dengan huruf A, B, C, D dan E
yang merupakan tingkat beban. Sebagai contoh :
4. CA, untuk motor diesel
beban ringan dan daya rendah
5. CB dan CC, untuk motor
diesel beban dan daya menengah
6. CD dan CE, untuk motor
diesel beban berat dan daya tinggi (yang menggunakan tuobo charger) Minyak pelumas roda gigi, diberi kode GL, dan diikuti bilangan
yang menunjukkan tingkat beban, misalnya minyak pelumas roda gigi gardan GL-5,
roda gigi persneleng GL-4.
b. Minyak Pelumas Standar Pabrik
Jenis dan macam
minyak pelumas berdasarkan markah dagang atau standar pabriksangat banyak. Minyak pelumas tersebut walaupun
berbeda-beda markah dagangnya, ada beberapa jenis minyak pelumas yang memiliki
standar yang sam.
Minyak pelumas yang beredar
dimasyarakat antara lain Mesran, Meditran, Omega, Tellus, Chevron, Rottela,
Tonna, Turbo, Megalub, Exxon, Titan, pensoil, SPC, Duralube, Idematsu dan lain
sebagainya. Pada setiap minyak pelumas disamping dicamtumkan standar pabrik,
juga dicamtumkan standar SAE,API dan kadang-kadang standar militer. Misalnya
minyak pelumas mesin Megasint 1000, minyak pelumas ini ekuivalen dengan SAE
15W-50. Mesran Prima SAE 20W-50 ekuivalen dengan API SG/CD, Mesran F-1 SAE
5W-50 ekuivalen dengan API CC-SE
c. Peringkat Minyak Pelumas
Berdasrkan
peringkatnya, minyak pelumas digolongkan menjadi : Minyak pelumas tingkat
tunggal (mono grade), Minyak pelumas peringkat ganda (multy grade)
Minyak pelumas tingkat tunggal (mono
grade) adalah minyak pelumas yang memiliki karakteristik viskositas
tunggal. Minyak pelumas tipe ini
dipergunakan pada peralatan atau mesin yang rentang temperatur lingkungan
operasi relatif sempit. Contah minyak pelumas yang mono grade antara lain
minyak pelumas yangkualifikasinya SAE 10 W,SAE 20, SAE 30, SAE 40 dan
lain-lainnya.
Minya pelumas SAE 10 W,
digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari -20 0C hingga
100C. Minyak pelumas
SAE 30, digunakan pada temperatur ligkungan opersai dari 00C hingga
400Cminyak pelumas SAE 40, digunakan pada temperatur
lingkungan operasi dari 50 C sampai dengan 500 C
Minyak pelumas peringkat ganda (multy
grade), merupakan minyak pelumas yang memiliki karakteristik viskositas
ganda. Minyak pelumas ini dipergunakan pada peralatan atau mesin yang rentang
temperatur operasi linkungan relatif lebar. Minyak pelumas yang memiliki
peringakat ganda antara lain minyak pelumas
SAE 10W-30, SAE 15W-40, SAE 20W-50 dan lain sebagainya.
Spesifikasi pertama menunjukan
karakteristiknya pada tempeatur rendah (-150 C), sedang spesifikasi
kedua menunjukkan karakteristiknya pada suhu tinggi (1000 C). Minyak
pelumas SAE 20W-50 pada suhu -150 C berfungsi sebagai minyak pelumas
SAE 20W, W artinya pemakaian pada musim dingin (winter service), sedang
pada suhu tinggi (1000) berfungsi sebagai minyak pelumas SAE 50.
Minyak pelumas SAE 10W-30
digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari –200 C hingga
400 C. minyak pelumas SAE 115W-40, digunakan pada temperatur
lingkungan operasi dari –15 0C hingga 500 C.
d. Penggunaan
Minyak Pelumas
Berdasarkan
penggunaannya, minyak pelumas
digolongkan menjadi: Minyak pelumas mesin, Minyak pelumas transmisi,Minyak
hidrolik,Minyak trnsformen dan Minyak potong.
Minyak pelumas mesin, minyak
pelumas yang digunakan untuk melumasi
bagian mesin yang bergerak satu sama lain didalam mesin itu sendiri. Misalnya pada motor diesel, pelumasan dimulai dari pompa oli melalui fiter oli menuju piston, mekanisme
katup,bantalan poros engkol,bantalan batang torak kemudian oli kembali
kekarter. Oli mesin yang dipakai sesuai dengan spesifikasi motor diesel menurut
klasifikasi API CA, CB, CD, CE dan CC
Untuk transmisi, diperlukan
minyak pelumas yang viskositasnya cukup tinggi, karena menerima beban berat.
Setiap minyak transmisi memerlukan minyak pelumas yang berbeda menurut
rekomendasi dari pabrik. Untuk transmisi roda gigi dan difrensial kendaraan
roda empat dapat digunakan minyak pelumas SAE 90 atau SAE 75 W-85, atau
menggunakan minyak pelumas dengan klasifikasi API GL4 dan GL-5. Peralatan
hidrolik memerlukan minyak pelumas yang stabil, bersih, tahan korosi dan tidak
terlalu kental. Penggunaan minyak hidrolik disesuaikan menurut rekomendasi
pabrik peralatan tersebut. Untuk peralatan hidrolik yang menggunakan
standar ISO dapat digunakan ISO VG 5,
ISO VG 10, ISO VG 15 atau dapat menggunakan Hydo 10W. Untuk minyak rem pada
kendaraan dapat digunakan minyak rem SAE J1703
atau DOT 3.
Minyak pelumas transformer
digunakan secara khusus untuk mendinginkan peralatan atau mesin. Minyak
transformer antara lain UNIVOLT 80 atau UNIVOLT 52.
Minyak pelumas yang dicampur
dengan air dapat digunakansebagai pendingin dan sekaligus sebagai pencwegah
korosi pada alat potong.. Minyak potong atau minyak pendingin untuk mesin
perkakas dapat dibuat sendiri dengan mencampur 1 liter minyak pelumas dengan 25
liter air. Minyak pelumas buatan Shell
yang dapat digunakan sebagai campura yaitu Shell dromus D.
4. Teknik Pelumasan
Untuk mencegah atau mengurangi keausan diperlukan pelumasan yang baik.
Berdasarkan zat pelumas, pelumasan dibedakan menjadi :
Pelumas yang berbentuk cair disebut oli, sedangkan pelumas yang sangat
kental seperti pasta disebut gemuk. Gemuk bahan dasarnya adalah cair, kemudian
dicampur dengan zat lain higga menjadi kental seperti pasta.
Jenis gemuk yang ada dipasaran antara lain Gemuk Pertamina
SG-NL (serba guna non leaded), 2-NL, 3 –NL, EP 1-NL (extreme Preasure non
leaded), EP2-NL, TS-2 dan lain-lainnya.
Gemuk SG-NL adalah jenis gemuk lumas yang
digunakan untuk bantalan kendaraan yang sifatnya serba guna. Gemuk 2,3 –NL gemuk lumas untuk
industri dan dianjurkan untuk bantalan peluru atau rol dengan temperatur kerja
sampai 1210 C dan tidak dianjurkan untuk pabrik makanan. Gemuk EP 1-NL dan EP 2-NL digunakan
untuk mesin industri dengan beban sedang sampai berat, dapat digunakan pada
temperatur kerja 1070 C dan juga tidak dianjurkan untuk mesin pabrik
makanan.
5. Metode Penyaluran Minyak
Pelumasan
Sistem atau cara pelumasan dapat dibedakan
menjadi, pelumasan manual, percik dan tekan.Yang termasuk
pelumasan manual yakni:
·
Pelumasan
manual adalah pelumasan yang dilakukan dengan tangan dan menggunakan kuas atau
lap. Misalnya pelumasan pada poros luncur..
·
Pelumasan
semprot yaitu pelumasn manual yang menggunakan
pelumasan dalam tabung bertekanan. Misalnya pelumasan pada rantai terbuka.
·
Pelumasan
dengan pistol gemuk adalah pelumasan yang dilakukan dengan menggunakan pompa
gemuk yang digerakkan dengan tangan. Karena tekanan gemuk masuk melalui nipel.
·
Pada pelumasan mangkok gemuk, gemuk disimpan pada sebuah mangkok yang tertutup dan
berulir. Untuk memasukkan gemuk, dilakukan dengan memutar tutup sehingga gemuk masuk melalui lubang nipel.
·
Pelumasan
tetes yaitu pelumasan yang terjadi karena tetesan pelumas yang terus menerus
melalui pipa yang dapat diatur besar kecilnya aliran pelumas. Tetesan terjadi
karena percepatan gravitasi.
·
Sumbu yaitu
pelumasan yang perinsipnya seperti pada kompor minyak tanah.
Pelumasannya
berlangsung secara terus menerus selama mangkok tidak kosong.
·
Pelumasan
celup atau pelumasan bak oli yaitu pelumasn komponen mesin dengan cara merendam
sebagian dari komponen tersebut kedalam bak pelumas. Ketika komponen bergerak
maka oli akan terbawa keatas sekaligus melumasi komponen yang lain.
·
Pelumasan percikan adalah pelumasan komponen mesin karena percikan oli yang
disebabkan oleh komponen itu sendiri dan juga melalui komponen lain yang ada
diatasnya.
·
Pelumasan
pompa mekanik yaitu pelumasan dimana pelumasan disemprotkan melalui pipa kecil
ke komponen dengan memampatkan tekanan periodic dari nok (cam)
·
Pelumasan
kabut, pelumasan yang dilakukan dengan cara pengabutan. Pelumasan ini terutama
digunakan untuk melumasi alat-alat yang dilalui udara bertekanan, misalnya pada
alat-alat pneumatic.
·
Pelumasan
sendiri adalah pelumasan dengan pelumasan gemuk yang diberikan pada saat alat
itu dibuat, dan pelumasan berlangsung sampai umur pakai alat habis atau rusak.
Pelumasan ini biasanya dipakai pada bantalan gelinding.
·
Pelumasan
sirkulasi yaitu pelumasan dengan menggunakan pompa oli untuk mendistribusikan
pelumas secara merata dan terus menerus. Pelumasan yang demikian dapat menyerap
panas, membersihkan dan membawa kontaminan secara epektif dan diendapkan
ditangki.
Daftar
Pustaka
Pendahuluan
Sistem Pelumasan Mesin adalah suatu sistem yang
bertujuan memberikan lapisan film (oil
film) untuk mencegah kontak langsung pada komponen-komponen yang
bergesekan.
Dari segi kegunaan, ada pelumas sangat kental seperti gel yang biasa
disebut grease alias gemuk. Begitu
kentalnya, gemuk akan menempel terus pada komponen yang dilumasi dan tidak akan
menetes, sehingga cocok untuk komponen-komponen terbuka seperti engsel pintu,
sendi-sendi batang kemudi (tie rod),
lengan suspensi, dsb. Untuk melumasi komponen yang sifatnya presisi, dan rumit
seperti mesin, transmisi, dan gardan (diferensial),
diperlukan pelumas yang lebih encer ketimbang gemuk. Pelumas encer yang akrab
disebut oli ini dapat bergerak luwes melalui permukaan komponen yang saling
bergesekan. Selain itu kondisi yang lebih encer ini memastikan setiap permukaan
logam tertutup pelumas.
Oli untuk mesin lebih encer daripada yang digunakan pada roda gigi
(transmisi, gardan). Ini dimaksudkan agar pelumas dapat disirkulasikan melalui
saluran-saluran kecil dan sempit dalam mesin dengan lancar. Sedangkan pada roda
gigi, pelumas disirkulasikan dengan bantuan putaran roda gigi itu sendiri.
Dengan tingkat kekentalan tinggi pelumas terangkat oleh gerigi roda, dan
pelumas yang kental dapat meredam suara gesekan lebih baik. Jadi untuk
membedakan pelumas mesin dan pelumas roda gigi, dapat dilihat dari
kekentalanya. Atau, dilihat dari label
kemasannya, Engine Oil atau Gear Oil.
Dari semua jenis pelumas tersebut diatas, pelumas mesinlah yang paling
penting lantaran di dalam mesin terjadi berbagai macam gerakan yang memerlukan
pelicin supaya tidak mudah aus. Karena kerja pelumas pada mesin lebih berat,
maka penggantiannya pun lebih sering dibandingkan dengan pelumas lainnya.
A. Prinsip
Pelumasan
Tidak bisa dipungkiri – pelumas – atau yang lebih
popular disebut oli – merupakan bagian tak terpisahkan dari kendaraan bermotor.
Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan tidak akan bisa bekerja. Pada
manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah
mesin, baik otomotif maupun industri. Salah memilih pelumas bisa berakibat
fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa rontok dalam waktu dekat.
Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran
kerja dan keawetan sebuah mesin.

Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling sederhana
adalah untuk mengatasi gesekan. Dua permukaan logam yang bergerak satu sama
lain mempunyai gesekan. Fungsi pelumas adalah “memisahkan” dua permukaan logam
yang saling bergesekan itu agar keausan dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan
pelumas, bisa dibayangkan apa jadinya. Mesin bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu
dengan cara menyalurkan panas akibat gesekan dan pembakaran. Selain itu juga
berfungsi untuk membersihkan mesin dengan cara mengangkut kotoran dan elemen
logam yang nantinya akan “dititipkan” di filter oli setiap sirkulasi. Fungsi lain
dari pelumas yang tidak kalah penting adalah untuk memaksimumkan kompresi dan
mempertahankan tekanan. Jika tekanan yang hilang terlalu besar pembentukan seal
(lapisan pelumas) yang tidak baik, mesin akan kehilangan tenaga sehingga
konsumsi bahan bakar meningkat – yang berarti pemborosan biaya. Begitu vitalnya
pelumas bagi kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri sehingga memacu para
ahli untuk tak hentinya berusaha menciptakan formula yang dapat menghasilkan
suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak
binatang untuk mengurangi gesekan pada bantalan roda gerobak atau kereta
pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini – sejak ditemukannya minyak
bumi, perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan
perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat ini yang menuntut
kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini menghasilkan
tenaga lebih besar, kapasitas tampung minyak pelumas di dalam mesin lebih
kecil, temperatur operasi lebih tinggi dan juga menuntut interval pergantian
pelumas yang lebih lama.
B. Uraian Materi
1. Pelumas Untuk Mesin Industri
Untuk mendapatkan perlindungan
yang maksimal dan memuaskan di dalam sistem pelumasan mesin, maka mutlak
diperlukan selektifitas pemilihan sebelum penggunaan pelumas, yaitu menentukan
jenis pelumas yang tepat untuk mesin dan peralatan yang akan dilumasi.
Kami tidak hanya menjual minyak pelumas, tetapi
kami juga melayani konsultasi, diskusi, training dan problem solving seputar
teknis pelumas dan pelumasan.
Berbagai jenis minyak pelumas untuk keperluan
mesin-mesin industri tekstil, industri farmasi, industri logam, industri
makanan/minuman, dan berbagai kebutuhan mesin lainnya, yang dapat kami
persembahkan kepada para pelanggan antara :
- Hydraulic Oil (Pelumas Hidrolik, berbahan dasar minyak mineral, sintetik dan water glycol)
- Compressor Oil (Pelumas Kompressor Udara, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
- Industrial Gear Oil (Pelumas Roda Gigi, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
- Automotive Gear Oil (Pelumas Roda Gigi Untuk Kendaraan, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
- Diesel Engine Oil (Pelumas Mesin Diesel, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
- Gasoline Engine Oil (Pelumas Mesin Bensin, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
- High Temperature Grease (Minyak Gemuk Untuk Aplikasi Temperatur Tinggi)
- EP Grease (Minyak Gemuk Untuk Kondisi beban kejut tinggi/Extreme Pressure)
- Multi Purpose Grease ((Minyak Gemuk Serba Guna)
- Chassis Grease (Minyak Gemuk Untuk Chassis kendaraan)
- Moly Grease (Minyak Gemuk Dengan Molybdenum Disulfat, banyak digunakan untuk alat2 berat dan kondisi beban kejut tinggi)
2.
Minyak Pelumasan
Apa bila terjadi gerakan relatip antara dua benda yang saling bersentuhan maka terjadilah gesekan antara
dua benda tersebut. Terjadinya gesekan menyebabkan keausan pada permukaan kedua
benda tersebut. Disamping itu terjadinya gesekan akan menyebakan daya yang
dihasilkan oleh motor semakin banyak yang hilang.
Maka untuk mengurangi gesekan
yang terjadi dapat digunakan minyak pelumas yang fungsinya untuk memisahkan dua
permukaan yang saling bersentuhan dengan cara membentuk lapisan minyak (oil film).
Umumnya
untuk pelumasan motor bakar torak menggunakan pelumas cair karena mudah disirkulasikan.Minyak pelumas juga
berfungsi sebagai fluida pedinginan, pembersih dan perapat.
Besarnya gesekan dapat diperkecil dengan menggunakan pelumas yang funsinya
memisahkan dua permukaan yang bersetuhan. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak
ada gerakan dinamis tanpa gesekan, karena tidaklah mudah untuk memperoleh
pemisahan yang sempurna. Lagi pula
gesekan terjadi juga pada permukaan yang dilumasi itu yang disebabkan oleh
adanya tegangangeser pada pelumas itu.
3.
Klasifikasi Minyak Pelumas
Dipakai standar American Petroleum
Institute (API) Service. American Petroleum Institute adalah sebuah lembaga
resmi di Amerika Serikat yang diakui di seluruh dunia, yang membuat kategori
pelumas sesuai dengan kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin
ditandai dengan huruf S sedangkan untuk mesin diesel (berbahan bakar solar)
ditandai dengan huruf C. Klasifikasi sesuai dengan tingkat kemampuan pelumas
dimulai dari yang terendah adalah:
· untuk Mesin Bensin : SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ dan SL
· untuk Mesin Diesel : CA, CB, CC, CD, CE, CF-4,
CH-4 dan CI-4
Pelumas yang memenuhi standar mutu ditandai dengan
pencantuman kata “API Service”, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh :
Pennzoil GT Performance Plus, API Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan
kerjanya dari SJ. Pelumas dengan API Service SJ lebih baik dari API Service SH,
demikian seterusnya, yang berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas dengan API
Service CH-4 lebih baik kemampuan kerjanya dari pelumas API Service CF-4. Oleh
pembuat mesin, setiap kendaraan sudah ditentukan spesifikasi apa yang harus
digunakan, yang tercantum dalam buku manual. Menggunakan pelumas yang
spesifikasinya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pembuat mesin, tidak jadi
masalah. Tetapi sangat tidak disarankan menggunakan pelumas dengan klasifikasi
lebih rendah dari yang ditentukan karena akan berakibat kurang baik pada mesin.
Berikut ini
adalah jenis-jenis aditif yang biasa digunakan.
a.
Deterjen
Merupakan
aditif dalam bentuk ikatan kimia yang memberikan kemampuan mengurangi timbulnya
deposit dari ruang bakar maupun dari bagian mesin lainnya. Minyak pelumas yang diberi aditif ini bekerja untuk mesin yang beroperasi
pada temperatur tinggi. Jenis-jenis diterjen yang digunakan adalah sulfonat,
fosfonat, dan fenat.
b.
Dispersan
Aditif yang
bekerja pada temperatur rendah yang berfungsi untuk menghalangi terbentuknya
lumpur atau deposit di dalam ruang mesin. Aditif ini cocok untuk digunakan pada
mesin-mesin mobil kendaraan pribadi yang sering berhenti dan berjalan.
c.
Antioksidan
Karena
lingkungan kerja minyak pelumas sering berhubungan (kontak) dengan udara luar
pada temperatur dan kondisi kerja tinggi. Minyak pelumas juga kontak dengan logam atau bahan kimia yang bersifat
sebagai katalisator oksidasi. Karena hal diatas minyak pelumas akan mengalami
sederetan reaksi oksidasi yang dapat menurunkan visikositas minyak pelumas.
Untuk itu antioksidan diberikan kedalam minyak pelumas untuk mengurangi
peroksida. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah sulfida, fosfit, disulfida,
selenida dan zink ditiofosfat.
d.
Pelindung
Korosi
Berfungsi
untuk melindungi bahan-bahan non logam yang mudah terkena korosi dalam mesin.
Terutama bantalan yang perlu tahan terhadap kontaminasi asam dari minyak
peluas. Kontaminasi ini terjadi sebagai hasil oksidasi minyak pelumas dan hasil
pembakaran bahan bakar yang merembes melalui cincin piston.Jadi dapat
dijelaskan bahwa, problem yang bisa muncul akibat kerusakan atau menurunnya
fungsi pelumasan terhadap komponen mesin adalah terjadi keausan pada piston,
dinding silinder, bantalan dan lain-lainnya, juga dapat menimbulkan korosi
akibat adanya endapan-endapan pada tangki bahan bakar, hal terjadi akibat hasil
pembakaran yang kurang sempurna.
4. Macam dan jenis
minyak pelumas dapat digolongkan berdasarkan Standar asosiasi,Standar pabrik, Peringkat (grade),Penggunaanya
a. Standar
Asosiasi Minyak Pelumas.
Untuk
memudahkan pengelolaan dan standarisasinya,
perkumpualan ahli teknik ( Society
Automotive Engineer) pada tahun 1912 mulai menstandarkan dan
mengklasifikasikan minyak pelumas tersebut, sehingga menjadi minyak pelumas
dengan klasifikasi SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 50 dan lain sebagainya.
Klasifikasi
ini didasarkan atas harga viskositas pada 400 C. Minyak pelumas SAE
20 dapat diartikan sebagai minyak pelumas yang pada temperatur 400 C viskositas kinematiknya 20
cSt.
Institut Perminyakan Amerika atau
American Institute of Petrolium (API), juga membuat standardisasi minyak
pelumas. API mengklasifikasikan minyak
pelumas didasarkan atas penggunaan dan beban. Untuk motor bensin diberi kode S,
dan selanjutnya diberi kode beban dengan huruf A, B, C, D, E, dan F.
Huruf-huruf ini menunjukan pengelompokan beban, misalnya minyak pelumas dengan
kode :
1. SA dan SB, untuk motor
bensin beban ringan dan daya rendah
2. SC dan SD, untuk motor
bensin dengan beban dan daya menengah
3. SE dan SF, untuk motor
bensin beban berat dan daya tinggiMinyak pelumas untuk motor diesel, diberi kode C, kemudiaan dilanjutkan dengan huruf A, B, C, D dan E
yang merupakan tingkat beban. Sebagai contoh :
4. CA, untuk motor diesel
beban ringan dan daya rendah
5. CB dan CC, untuk motor
diesel beban dan daya menengah
6. CD dan CE, untuk motor
diesel beban berat dan daya tinggi (yang menggunakan tuobo charger) Minyak pelumas roda gigi, diberi kode GL, dan diikuti bilangan
yang menunjukkan tingkat beban, misalnya minyak pelumas roda gigi gardan GL-5,
roda gigi persneleng GL-4.
b. Minyak Pelumas Standar Pabrik
Jenis dan macam
minyak pelumas berdasarkan markah dagang atau standar pabriksangat banyak. Minyak pelumas tersebut walaupun
berbeda-beda markah dagangnya, ada beberapa jenis minyak pelumas yang memiliki
standar yang sam.
Minyak pelumas yang beredar
dimasyarakat antara lain Mesran, Meditran, Omega, Tellus, Chevron, Rottela,
Tonna, Turbo, Megalub, Exxon, Titan, pensoil, SPC, Duralube, Idematsu dan lain
sebagainya. Pada setiap minyak pelumas disamping dicamtumkan standar pabrik,
juga dicamtumkan standar SAE,API dan kadang-kadang standar militer. Misalnya
minyak pelumas mesin Megasint 1000, minyak pelumas ini ekuivalen dengan SAE
15W-50. Mesran Prima SAE 20W-50 ekuivalen dengan API SG/CD, Mesran F-1 SAE
5W-50 ekuivalen dengan API CC-SE
c. Peringkat Minyak Pelumas
Berdasrkan
peringkatnya, minyak pelumas digolongkan menjadi : Minyak pelumas tingkat
tunggal (mono grade), Minyak pelumas peringkat ganda (multy grade)
Minyak pelumas tingkat tunggal (mono
grade) adalah minyak pelumas yang memiliki karakteristik viskositas
tunggal. Minyak pelumas tipe ini
dipergunakan pada peralatan atau mesin yang rentang temperatur lingkungan
operasi relatif sempit. Contah minyak pelumas yang mono grade antara lain
minyak pelumas yangkualifikasinya SAE 10 W,SAE 20, SAE 30, SAE 40 dan
lain-lainnya.
Minya pelumas SAE 10 W,
digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari -20 0C hingga
100C. Minyak pelumas
SAE 30, digunakan pada temperatur ligkungan opersai dari 00C hingga
400Cminyak pelumas SAE 40, digunakan pada temperatur
lingkungan operasi dari 50 C sampai dengan 500 C
Minyak pelumas peringkat ganda (multy
grade), merupakan minyak pelumas yang memiliki karakteristik viskositas
ganda. Minyak pelumas ini dipergunakan pada peralatan atau mesin yang rentang
temperatur operasi linkungan relatif lebar. Minyak pelumas yang memiliki
peringakat ganda antara lain minyak pelumas
SAE 10W-30, SAE 15W-40, SAE 20W-50 dan lain sebagainya.
Spesifikasi pertama menunjukan
karakteristiknya pada tempeatur rendah (-150 C), sedang spesifikasi
kedua menunjukkan karakteristiknya pada suhu tinggi (1000 C). Minyak
pelumas SAE 20W-50 pada suhu -150 C berfungsi sebagai minyak pelumas
SAE 20W, W artinya pemakaian pada musim dingin (winter service), sedang
pada suhu tinggi (1000) berfungsi sebagai minyak pelumas SAE 50.
Minyak pelumas SAE 10W-30
digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari –200 C hingga
400 C. minyak pelumas SAE 115W-40, digunakan pada temperatur
lingkungan operasi dari –15 0C hingga 500 C.
d. Penggunaan
Minyak Pelumas
Berdasarkan
penggunaannya, minyak pelumas
digolongkan menjadi: Minyak pelumas mesin, Minyak pelumas transmisi,Minyak
hidrolik,Minyak trnsformen dan Minyak potong.
Minyak pelumas mesin, minyak
pelumas yang digunakan untuk melumasi
bagian mesin yang bergerak satu sama lain didalam mesin itu sendiri. Misalnya pada motor diesel, pelumasan dimulai dari pompa oli melalui fiter oli menuju piston, mekanisme
katup,bantalan poros engkol,bantalan batang torak kemudian oli kembali
kekarter. Oli mesin yang dipakai sesuai dengan spesifikasi motor diesel menurut
klasifikasi API CA, CB, CD, CE dan CC
Untuk transmisi, diperlukan
minyak pelumas yang viskositasnya cukup tinggi, karena menerima beban berat.
Setiap minyak transmisi memerlukan minyak pelumas yang berbeda menurut
rekomendasi dari pabrik. Untuk transmisi roda gigi dan difrensial kendaraan
roda empat dapat digunakan minyak pelumas SAE 90 atau SAE 75 W-85, atau
menggunakan minyak pelumas dengan klasifikasi API GL4 dan GL-5. Peralatan
hidrolik memerlukan minyak pelumas yang stabil, bersih, tahan korosi dan tidak
terlalu kental. Penggunaan minyak hidrolik disesuaikan menurut rekomendasi
pabrik peralatan tersebut. Untuk peralatan hidrolik yang menggunakan
standar ISO dapat digunakan ISO VG 5,
ISO VG 10, ISO VG 15 atau dapat menggunakan Hydo 10W. Untuk minyak rem pada
kendaraan dapat digunakan minyak rem SAE J1703
atau DOT 3.
Minyak pelumas transformer
digunakan secara khusus untuk mendinginkan peralatan atau mesin. Minyak
transformer antara lain UNIVOLT 80 atau UNIVOLT 52.
Minyak pelumas yang dicampur
dengan air dapat digunakansebagai pendingin dan sekaligus sebagai pencwegah
korosi pada alat potong.. Minyak potong atau minyak pendingin untuk mesin
perkakas dapat dibuat sendiri dengan mencampur 1 liter minyak pelumas dengan 25
liter air. Minyak pelumas buatan Shell
yang dapat digunakan sebagai campura yaitu Shell dromus D.
4. Teknik Pelumasan
Untuk mencegah atau mengurangi keausan diperlukan pelumasan yang baik.
Berdasarkan zat pelumas, pelumasan dibedakan menjadi :
Pelumas yang berbentuk cair disebut oli, sedangkan pelumas yang sangat
kental seperti pasta disebut gemuk. Gemuk bahan dasarnya adalah cair, kemudian
dicampur dengan zat lain higga menjadi kental seperti pasta.
Jenis gemuk yang ada dipasaran antara lain Gemuk Pertamina
SG-NL (serba guna non leaded), 2-NL, 3 –NL, EP 1-NL (extreme Preasure non
leaded), EP2-NL, TS-2 dan lain-lainnya.
Gemuk SG-NL adalah jenis gemuk lumas yang
digunakan untuk bantalan kendaraan yang sifatnya serba guna. Gemuk 2,3 –NL gemuk lumas untuk
industri dan dianjurkan untuk bantalan peluru atau rol dengan temperatur kerja
sampai 1210 C dan tidak dianjurkan untuk pabrik makanan. Gemuk EP 1-NL dan EP 2-NL digunakan
untuk mesin industri dengan beban sedang sampai berat, dapat digunakan pada
temperatur kerja 1070 C dan juga tidak dianjurkan untuk mesin pabrik
makanan.
5. Metode Penyaluran Minyak
Pelumasan
Sistem atau cara pelumasan dapat dibedakan
menjadi, pelumasan manual, percik dan tekan.Yang termasuk
pelumasan manual yakni:
·
Pelumasan
manual adalah pelumasan yang dilakukan dengan tangan dan menggunakan kuas atau
lap. Misalnya pelumasan pada poros luncur..
·
Pelumasan
semprot yaitu pelumasn manual yang menggunakan
pelumasan dalam tabung bertekanan. Misalnya pelumasan pada rantai terbuka.
·
Pelumasan
dengan pistol gemuk adalah pelumasan yang dilakukan dengan menggunakan pompa
gemuk yang digerakkan dengan tangan. Karena tekanan gemuk masuk melalui nipel.
·
Pada pelumasan mangkok gemuk, gemuk disimpan pada sebuah mangkok yang tertutup dan
berulir. Untuk memasukkan gemuk, dilakukan dengan memutar tutup sehingga gemuk masuk melalui lubang nipel.
·
Pelumasan
tetes yaitu pelumasan yang terjadi karena tetesan pelumas yang terus menerus
melalui pipa yang dapat diatur besar kecilnya aliran pelumas. Tetesan terjadi
karena percepatan gravitasi.
·
Sumbu yaitu
pelumasan yang perinsipnya seperti pada kompor minyak tanah.
Pelumasannya
berlangsung secara terus menerus selama mangkok tidak kosong.
·
Pelumasan
celup atau pelumasan bak oli yaitu pelumasn komponen mesin dengan cara merendam
sebagian dari komponen tersebut kedalam bak pelumas. Ketika komponen bergerak
maka oli akan terbawa keatas sekaligus melumasi komponen yang lain.
·
Pelumasan percikan adalah pelumasan komponen mesin karena percikan oli yang
disebabkan oleh komponen itu sendiri dan juga melalui komponen lain yang ada
diatasnya.
·
Pelumasan
pompa mekanik yaitu pelumasan dimana pelumasan disemprotkan melalui pipa kecil
ke komponen dengan memampatkan tekanan periodic dari nok (cam)
·
Pelumasan
kabut, pelumasan yang dilakukan dengan cara pengabutan. Pelumasan ini terutama
digunakan untuk melumasi alat-alat yang dilalui udara bertekanan, misalnya pada
alat-alat pneumatic.
·
Pelumasan
sendiri adalah pelumasan dengan pelumasan gemuk yang diberikan pada saat alat
itu dibuat, dan pelumasan berlangsung sampai umur pakai alat habis atau rusak.
Pelumasan ini biasanya dipakai pada bantalan gelinding.
·
Pelumasan
sirkulasi yaitu pelumasan dengan menggunakan pompa oli untuk mendistribusikan
pelumas secara merata dan terus menerus. Pelumasan yang demikian dapat menyerap
panas, membersihkan dan membawa kontaminan secara epektif dan diendapkan
ditangki.
Daftar
Pustaka
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller dan waste water treatment ,oli industri dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
BalasHapusHP:081310849918
Artikel bagus, Pernahkah Anda mendengar LFDS (Le_Meridian Funding Service, Email: lfdsloans@outlook.com --WhatsApp Contact: 1-9893943740--lfdsloans@lemeridianfds.com) adalah karena layanan pendanaan AS / Inggris mereka memberi saya pinjaman $ 95.000 untuk luncurkan bisnis saya dan saya telah membayar mereka setiap tahun selama dua tahun sekarang dan saya masih memiliki 2 tahun lagi walaupun saya senang bekerja dengan mereka karena mereka adalah Pemberi Pinjaman asli yang dapat memberi Anda segala jenis pinjaman.
BalasHapus